Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buperta Cibubur: Best Weekend Escape in the City

25 Agustus 2025   15:45 Diperbarui: 25 Agustus 2025   20:42 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berkemah-kompas.com

Kadang-kadang kita suka bingung, bagaimana caranya bisa benar-benar rehat sejenak dari kesibukan sehari-hari tanpa harus repot mengatur perjalanan jauh. Banyak orang berpikir, untuk bisa mendapatkan suasana hening, udara segar, dan rasa liburan yang sesungguhnya, jawabannya adalah keluar dari Jakarta. Bayangan liburan biasanya identik dengan perjalanan panjang ke Puncak, Bogor, Bandung, atau bahkan lebih jauh lagi. Namun, ada satu tempat yang membuktikan bahwa untuk bisa benar-benar "escape" kita tidak selalu harus menembus kemacetan. Tempat itu adalah Bumi Perkemahan Cibubur, atau yang lebih akrab disebut Buperta.

Begitu memasuki kawasan Buperta, rasanya seperti melangkah masuk ke dunia lain. Dari jalanan yang biasa, padat, penuh kendaraan, tiba-tiba disambut dengan area yang luas, teduh, dan hijau. Pepohonan besar berbaris di kanan kiri, angin sepoi-sepoi berhembus, dan udara terasa lebih segar. Padahal secara geografis, ini masih Jakarta. Masih dalam lingkup kota yang sama dengan segala keramaian dan kebisingannya, tapi auranya jauh berbeda. Rasanya seperti menyalakan tombol "pause" dalam hidup, lalu diberi kesempatan untuk bernapas lebih lega.

Pengalaman camping dua malam di sana benar-benar jadi salah satu kenangan weekend escape terbaik yang pernah aku alami. Malam Sabtu aku sampai di lokasi bersama teman-teman. Hal pertama yang bikin lega adalah kita tidak perlu ribet membawa tenda sendiri. Di sana sudah tersedia tenda sewaan yang langsung berdiri, jadi begitu tiba kita tinggal menaruh barang bawaan dan langsung bisa menikmati suasana. Bahkan mobil bisa masuk ke area camping, sesuatu yang membuat pengalaman ini semakin praktis. Bayangkan kalau harus repot mengangkut banyak barang dari parkiran luar, pasti capek duluan sebelum sempat bersantai. Dengan bisa membawa mobil sampai dekat lokasi tenda, semuanya jadi lebih mudah.

Begitu tenda beres, suasana malam mulai terasa. Lampu-lampu kecil menerangi sebagian area, tapi tetap menyisakan langit malam yang luas. Udara dingin tipis mulai menyapa kulit, dan itu memberi rasa nyaman yang jarang ditemui di tengah kota. Malam Sabtu itu dihabiskan dengan kegiatan yang sederhana tapi selalu bikin hangat hati: bakar-bakaran. Aku dan teman-teman sudah membawa bahan makanan sejak siang, mulai dari jagung, sosis, ayam, sampai ikan. Api unggun kecil menyala, asap tipis mengepul, aroma makanan yang terbakar api langsung menyebar ke udara. Sambil menunggu makanan matang, obrolan ngalir ke mana-mana. Mulai dari cerita kerjaan, rencana liburan, sampai hal-hal receh yang bikin ketawa bareng.

Kelebihan dari camping dua malam adalah kita tidak terburu-buru. Malam pertama biasanya dipakai untuk adaptasi, merasakan suasana baru, menyiapkan makanan, dan sekadar menenangkan diri. Pagi berikutnya, udara segar yang jarang ditemui di Jakarta jadi suguhan pertama saat bangun tidur. Suara burung, cahaya matahari yang masuk pelan di sela-sela pepohonan, dan aroma tanah yang lembap membuat pagi itu begitu berbeda. Rasanya tubuh ikut menyatu dengan alam.

Hari Sabtu siang itu aku dan teman-teman memilih cara sederhana untuk makan: beli makanan bungkus dari luar. Lokasinya tidak jauh, jadi cukup praktis kalau malas masak. Lagipula, menyantap makanan sederhana sambil duduk di atas tikar, dikelilingi udara terbuka, terasa sepuluh kali lebih nikmat dibanding makan di dalam ruangan. Setelah makan, waktunya main. Inilah bagian yang paling menyenangkan di Buperta, karena area terbuka yang luas memungkinkan kita melakukan banyak hal. Kami membawa bola dan raket badminton, dan ternyata itu jadi ide yang tepat. Bermain bola di lapangan luas sambil tertawa lepas, atau adu pukul bulutangkis di bawah langit biru, benar-benar jadi cara paling sederhana untuk merasa bebas. Tidak ada batasan, tidak ada tembok, hanya ruang luas yang membuat kita bisa bergerak sesuka hati.

Malam Minggu tiba dengan suasana yang lebih santai. Setelah hari yang cukup aktif, malam itu kami kembali menyalakan api untuk barbeque. Kali ini obrolannya lebih dalam, mungkin karena suasana yang semakin akrab. Ada sesuatu yang berbeda ketika mengobrol di bawah langit malam, tanpa gangguan gadget, tanpa bising kendaraan. Setiap kata seakan lebih bermakna, setiap tawa terdengar lebih tulus. Malam Minggu di Buperta bukan soal keramaian atau hiburan besar, melainkan soal kebersamaan dan keheningan yang jarang kita dapatkan di kehidupan sehari-hari.

Minggu pagi adalah puncak dari seluruh pengalaman itu. Saat sebagian orang masih malas-malasan di kasur, aku sudah keluar tenda untuk jogging. Udara pagi terasa luar biasa segar. Jalan kaki atau lari kecil mengelilingi area Buperta jadi pengalaman yang menyenangkan. Setiap langkah terasa ringan, setiap tarikan napas penuh dengan oksigen segar. Setelah puas berlari, waktunya sarapan. Entah kenapa, sarapan di area camping terasa selalu lebih nikmat. Bahkan hanya dengan roti, mie instan, atau nasi bungkus sederhana, suasananya membuat semuanya terasa istimewa. Makan bersama teman-teman sambil bercanda, dengan latar alam terbuka, jadi penutup yang manis untuk weekend escape ini.

Hal yang membuat pengalaman di Buperta Cibubur begitu spesial adalah kemudahan aksesnya. Kita tidak perlu buang waktu berjam-jam di jalan, tidak perlu melawan macet panjang hanya untuk menemukan suasana tenang. Semuanya bisa dinikmati di dalam kota. Itulah mengapa aku menyebutnya sebagai "best weekend escape in the city." Tidak ada alasan untuk menunda, karena pulangnya juga dekat. Tidak ada rasa capek karena perjalanan, justru pulang membawa tubuh yang segar dan hati yang lebih ringan.

Weekend yang biasanya terasa singkat, kali ini terasa padat dan penuh arti. Dua malam di Buperta membuatku merasa benar-benar recharge. Dari kegiatan sederhana seperti bakar-bakaran, main bola, ngobrol santai, hingga jogging pagi, semuanya menyatu jadi pengalaman yang menyegarkan. Kadang liburan terbaik bukan soal sejauh apa kita pergi, melainkan seberapa penuh kita bisa merasakan setiap momennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun