Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jawa Timuran: Balung Kethek yang Pedas Krispy Dijamin Nagih

22 Agustus 2025   03:15 Diperbarui: 21 Agustus 2025   15:42 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
balung kethek-kalejambe.id

Perjalanan saya kali ini membawa saya ke sebuah kota kecil di Jawa Timur, tempat di mana jalanan masih dipenuhi aroma khas gorengan yang keluar dari wajan-wajan besar di warung kaki lima. Tujuan saya sederhana: berburu sebuah camilan legendaris bernama balung kethek.

Nama yang unik ini tentu saja membuat banyak orang penasaran. Secara harfiah, "balung kethek" berarti "tulang monyet". Tapi tenang saja, camilan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan monyet. Balung kethek adalah olahan dari singkong yang dipotong tipis memanjang, digoreng hingga kering, lalu diberi bumbu pedas manis gurih yang menggigit lidah. Bentuknya yang kurus, tipis, keras namun renyah saat digigit, membuat orang Jawa dulu menjulukinya seperti "tulang monyet". Dan dari situlah nama ini lahir.

Aroma Pasar dan Jejak Singkong

Saya menemukan balung kethek di sebuah pasar tradisional. Begitu melangkah masuk, saya langsung disambut pemandangan warna-warni: sayur mayur segar, buah-buahan lokal, hingga aroma wangi jajanan tradisional yang menyeruak. Di sudut pasar, ada seorang ibu paruh baya yang sedang sibuk mengaduk wajan besar berisi potongan singkong goreng. Minyak panas berdesis setiap kali singkong yang sudah diiris tipis itu masuk.

"Mas, mau coba balung kethek?" tanyanya ramah sambil tersenyum.

Ia kemudian mengambil segenggam balung kethek yang baru saja diangkat dari minyak, lalu menaburkan bumbu cabai bubuk, bawang putih kering, dan sedikit gula pasir. Aroma pedas manis langsung menyeruak.

Saat saya mencoba menggigitnya, suara kriuk yang renyah terdengar jelas. Lidah saya segera disapa perpaduan rasa pedas gurih, sedikit manis, dan tekstur garing yang tidak kalah dari keripik modern dalam kemasan. Bedanya, balung kethek punya rasa "tradisional" yang khas, sulit digambarkan dengan kata-kata, seakan ada sentuhan tangan ibu-ibu pasar yang membuatnya istimewa.

Jejak Sejarah dalam Camilan

Singkong, bahan utama balung kethek, bukan hanya sekadar panganan murah di Jawa. Sejak zaman kolonial, singkong menjadi bahan makanan penting bagi masyarakat pedesaan. Mudah ditanam, tahan lama, dan bisa diolah menjadi berbagai bentuk: mulai dari gaplek, tiwul, tape, hingga balung kethek.

Dari cerita pedagang pasar, balung kethek awalnya populer di daerah Madiun dan Kediri, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai kota di Jawa Timur. Biasanya disajikan sebagai camilan sederhana untuk menemani ngobrol sore atau suguhan saat ada tamu datang. Karena rasanya yang pedas gurih, ia juga cocok dijadikan teman perjalanan, terutama bagi para sopir bus atau truk yang melintasi jalur Jawa Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun