Pasar Pramuka Pojok adalah pasar jasa pengetikan dan percetakan yang berlokasi di Jalan Salemba Raya No. 79, Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Pasar ini dikelola oleh Perumda Pasar Jaya dan menempati area sudut perempatan Salemba, sehingga akrab disebut sebagai "pojok".
Awalnya, pada 1960-an, tempat ini hanyalah pasar tradisional biasa. Pedagang menjajakan sayuran, buah-buahan, dan barang kelontong. Menariknya, saat malam tiba, pasar berubah fungsi menjadi pasar loak yang ramai menjual buku-buku bekas.
Namun, sejak akhir 1970-an hingga awal 2000-an, wajah Pasar Pramuka Pojok berubah drastis. Kawasan ini tak lagi dikenal sebagai pasar sayur atau buah, melainkan sebagai Pasar Skripsi terbesar di Jakarta. Ribuan mahasiswa datang ke sini untuk mengetik skripsi, tesis, dan berbagai dokumen akademik lewat jasa pengetikan mesin tik dan percetakan.
Seiring masuknya era komputer, permintaan jasa pengetikan manual menurun. Banyak kios kemudian beralih menawarkan jasa lain---sayangnya, sebagian justru melayani pemalsuan dokumen seperti ijazah, KTP, hingga akta kelahiran. Pada 1990-an hingga pertengahan 2010-an, nama Pasar Pramuka Pojok pun lekat dengan stigma "sarang pemalsu dokumen".
Penertiban besar dilakukan pada 2015. Sejumlah kios direlokasi atau ditutup, tetapi reputasi kelam pasar ini sulit hilang. Pada 21 November 2015, misalnya, polisi menangkap 23 orang yang diduga terlibat sindikat pemalsuan dokumen di sini. Delapan di antaranya terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman penjara. Mereka memasang tarif antara Rp200 ribu hingga Rp1 juta per dokumen palsu. Beberapa bulan sebelumnya, tepatnya 4 Juni 2015, polisi juga sudah membongkar praktik serupa dan menyita bundel buku nikah palsu dari kios para pelaku.
Kini, pasar yang berada di bawah flyover perempatan Salemba itu kembali jadi perbincangan. Pasar Pramuka Pojok dikaitkan dengan tuduhan serius: dugaan pembuatan ijazah palsu Presiden Joko Widodo. Tuduhan tersebut pertama kali dilontarkan politisi PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, lalu diikuti oleh Roy Suryo. Karena kasus ini, sebagian orang bahkan menyebut tempat itu dengan istilah sinis: "Universitas Pasar Pramuka."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI