Mohon tunggu...
Otomotif Pilihan

APTB dan Transjabodetabek, Sudahkah Menjadi Bus Kota Ramah?

6 Desember 2018   09:16 Diperbarui: 6 Desember 2018   13:04 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Karena alasan geografi, saya yang semasa menempuh pendidikan menengah terbiasa menghafal merek parfum dan liptint kini juga dituntut untuk mengafal jadwal keberangkatan bus kota yang akan mengantarkan saya sampai di tempat saya menempuh pendidikan tinggi. 

Dunia perkuliahan memaksa kepala saya untuk memberikan ruang lebih bagi memori dan hafalan mengenai kesesuaian kepergian bus kota dari Gerbang Tol Bekasi Timur ke wilayah Semanggi, Jakarta Pusat yang merupakan lokasi dari Universitas Atma Jaya, tempat saya mengenyam pendidikan tingkat perguruan tinggi. Setiap hari saya harus menempuh perjalanan sekitar tiga puluh lima kilometer untuk memperoleh sekepal pengetahuan yang setiap harinya selalu saya tabung dengan sabar, dengan harapan kelak serpihan pengetahuan tersebut akan menggunung.

Orang bijak mengatakan hidup selalu dipenuhi dengan opsi, ada benarnya juga. Ketika membahas moda transportasi bus kota, dari Bekasi Timur yang mengarah ke Semanggi saya mempunyai dua buah pilihan. Yang pertama adalah Transjabodetabek. Transjabodetabek sendiri merupakan sebuah produk pengembangan dari Transjakarta yang pada mulanya hanya menjangkau wilayah ibukota, kini turut mengakomodasi wilayah penyangga seperti Kota Bekasi dan Kota Depok. 

Tercatat sejak 25 April 2016, PT Transportasi Jakarta mulai melebarkan sayapnya ke wilayah Bekasi dan Depok. Untuk sampai di bilangan Semanggi menggunakan Transjabodetabek, saya harus menumpang bus dengan nomor rute B21 yang melayani perjalanan Bekasi -- Grogol 2. Transjabodetabek mematok tarif 3.500 dari Bekasi Timur untuk tiba di Semanggi. 

Sangat terjangkau memang, terlebih apabila dibandingkan dengan ongkos menggunakan mobil pribadi yang mencapai berkali-kali lipat dari tarif perjalanan menggunakan Transjabodetabek. Manajemen yang sudah tertata membuat Transjabodetabek amat memerhatikan kenyamanan dari pengguna jasa armada mereka. 

Aturannya bisa dikatakan amat ketat. Pedagang dan pengamen tidak diperbolehkan masuk, terdapat ruang khusus untuk penumpang wanita, serta terdapat fasilitas CCTV untuk menambah rasa aman bagi para penumpang. Secara visual, tampilan dari armada bus Transjabodetabek juga amat memanjakan mata karena mayoritas bus kepunyaan mereka adalah keluaran terbaru. 

Para petugas juga dibekali dengan seragam yang layak serta memiliki penampilan dan perangai yang baik. Dari segi manajemen operasional, Transjakarta sudah terhitung sangat mapan dan relevan dengan tuntutan zaman. Namun dengan tarif yang bisa dikatakan amat terjangkau membuat bus Transjabodetabek selalu sesak di jam sibuk. Mendapatkan tempat duduk hanyalah sebatas keniscayaan. Ditambah dengan banyaknya terminal transit yang harus disinggahi, membuat durasi perjalanan menjadi lebih panjang.

Ketepatan waktu menjadi alasan saya cenderung menghindari penggunaan Transjabodetabek. Lingkungan perkuliahan yang sama sekali tidak menoleransi keterlambatan dalam bentuk apapun membuat saya lebih menyukai gagasan untuk menumpangi bus APTB rute 08 yang beroperasi dari Bekasi Timur hingga Tanah Abang di jantung Kota Jakarta. 

APTB sendiri merupakan singkatan dari Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway. Meskipun manajemennya sudah terintegrasi dengan Busway, namun armada bus yang dioperasikan pada umumnya telah berusia cukup uzur. 

Fasilitas yang disediakan juga terlihat berbeda jauh dengan yang terdapat dalam bus Transjabodetabek. Tidak ada CCTV, tidak ada ruang khusus untuk wanita, hingga penggalan kata-kata seperti "aqua aqua" dan "Kacang, tararahu, jahe" kerap kali didengungkan oleh pedagang yang memang kadang diperkenankan untuk naik ke bus. 

Gaya manajemen yang masih kolot dan konvensional membuat APTB secara fasilitas dan visual sama sekali tidak memuaskan dahaga publik akan kebutuhan moda transportasi umum yang menunjang faktor keamanan dan kenyamanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun