Saya mengerti ini bukan kesalahan dosen tersebut. Beliau sakit dan saya harus mengerti bahwa ada rencana Tuhan di balik penantian panjang itu. Akhirnya, dosen pembimbing saya pulih dan di tahun kelima saya diwisuda. Namun, masih ada teman-teman seangkatan dan kakak tingkat saya yang belum lulus.Â
Saya berusaha turut merasakan perasaan orang-orang tersebut. Dahulu saya sempat hampir menyerah, saya juga tergolong orang yang acuh tak acuh terhadap sesama, tetapi ada tiga orang sahabat saya yang peduli dan tidak menghakimi, mereka menyemangati dan mengajak untuk mendoakan tentang skripsi secara bersama-sama.Â
Mulai dari detik itu, saya berjuang untuk memahami seseorang dari sudut pandang orang tersebut. Saya menempatkan diri saya pada posisi mereka, lalu mendoakan mereka. Energi baik yang menular dari tiga sahabat kepada saya sangat kuat sehingga saya tidak jadi menyerah. Saya malah lebih berusaha lebih baik lagi setelahnya.
3. Mempelajari kegagalan untuk masa depan
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan. Apa yang terjadi setelah kegagalan itu tergantung pada respons kita.Â
Para tokoh dunia menebarkan energi baik yang menular justru melalui kegagalan mereka. Thomas Alva Edison pernah dianggap bodoh dan mengalami 10.000 kegagalan percobaan sebelum ia menjadi penemu lampu listrik. J.K. Rowling pernah ditolak 12 penerbit sebelum novel Harry Potter diterbitkan dan diadaptasi menjadi film layar lebar.Â
Michael Jordan juga pernah dikeluarkan dari tim basket sebelum menjadi atlet basket ternama. Kegagalan orang-orang sukses tersebut menjadi pelajaran bagi kita. Mungkin kegagalan kita tak sebanyak mereka.Â
Namun, sudahkah kita belajar dari kegagalan-kegagalan demi masa depan yang lebih cerah? Jangan terlalu lama berkecimpung dalam kubangan masa lalu, ambil pelajaran di balik kegagalan agar tak terjatuh di lubang yang sama.Â
Tak peduli seberapa pahit penolakan dan pandangan negatif orang lain, kita harus berdoa dan berjuang untuk visi kita. Ingat bahwa kita bukanlah kegagalan kita, kita adalah kita sebagaimana Tuhan menciptakan kita, berharga dan mulia bagi Sang Pencipta.Â
Terima kegagalan yang sudah terjadi, tetap bangkit dan melangkah ke depan. Tak hanya kegagalan para tokoh dunia, kegagalan diri sendiri juga dapat kita ceritakan kepada orang lain sebagai energi baik yang menular.
4. Bersyukur dan menyerahkan semua kepada Tuhan