Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikmah dan Tata Cara Salat Gerhana

26 Mei 2021   09:19 Diperbarui: 26 Mei 2021   09:59 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu hikmah disunahkannya salat gerhana adalah sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah Swt (foto: usatoday)

Tidakkah kita patut bersujud, memuji kebesaran Allah dan mengucapkan syukur kepada-Nya, yang menunjukkan kekuasaan-Nya kepada kita melalui fenomena gerhana?

Inilah salah satu hikmah bagi umat Islam supaya melakukan salat ketika ada gerhana matahari atau bulan.

Ketika Ibrahim, putra Rasulullah Saw dari Maria al-Qibtiyah meninggal, terjadi gerhana matahari. Masyarakat pun heboh. Umat Islam waktu itu bahkan menghubungkan terjadinya gerhana matahari dengan kematian Ibrahim.

Namun Rasulullah menampik anggapan tersebut agar tidak terjadi salah paham yang berujung pada kemusyrikan. Rasulullah Saw bersabda,

"Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya menjadi tanda dari dalil-dalil adanya Allah dan kekuasaan-Nya. Kedua gerhana (terjadi) bukan karena matinya seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka apabila kamu lihat kedua gerhana, hendaklah kamu berdoa kepada Allah, dan salat sampai gerhana selesai." (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis Rasulullah Saw tersebut menjadi dalil disunahkannya salat gerhana bagi umat Islam. Salat gerhana merupakan salat sunah istimewa, karena gerakannya sedikit berbeda dengan gerakan salat pada umumnya. Kita boleh melakukan salat sunah gerhana secara berjamaah maupun sendiri di rumah.

Adapun cara melakukan salat gerhana adalah sebagai berikut:

  • Salat gerhana dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat.
  • Dimulai dengan takbiratul ihram disertai niat salat gerhana. Kemudian membaca surah Al-Fatihah. Rukuk
  • Berdiri kembali dan membaca surah Al-Fatihah.
  • Setelah itu membaca surah yang panjang, dengan bacaan yang nyaring (keras). Sebagian ulama berpendapat, salat gerhana matahari bacaannya tidak dikeraskan karena dilakukan siang hari. Surah yang dibaca hendaknya surah yang panjang.
  • Rukuk sekali lagi.
  • Itidal
  • Sujud dua kali.
  • Urutan gerakan di atas terhitung satu rakaat, kemudian kita teruskan lagi urutannya hingga sujud dua kali.

Jadi, salat gerhana ini dua rakaat dengan empat rukuk, empat kali membaca surah Al-Fatihah, dua kali membaca surah yang panjang, dan empat kali sujud.

Apabila dilakukan secara berjamaah, sesudah salat gerhana disunahkan ada khutbah. Hendaknya khatib memberi nasihat kepada jamaah tentang tanda-tanda kebesaran Allah. Khutbah salat gerhana juga berisi nasihat agar umat Islam memperbanyak istighfar dan bertobat atas segala kekhilafan dan dosa, serta menyuruh amal kebaikan seperti bersedekah kepada yang tidak mampu.

Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya (QS Fussilat: 37)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun