Setiap kali memasuki tahun baru, sekian banyak orang melontarkan resolusi yang pada intinya sama: ingin meraih kesuksesan.
Sukses dalam hal apa?
Ya macam-macam. Sukses bikin berat badan turun. Sukses menabung. Sukses menikah. Sukses punya anak.
Itulah mengapa ukuran kesuksesan itu relatif, tidak sama bagi setiap orang. Hampir semua orang yang kita tanyai akan mengatakan bahwa mereka ingin sukses dengan satu atau lain cara. Bagi beberapa orang, ini berarti kesuksesan finansial; bagi yang lain, itu berarti kepuasan, prestise, atau perasaan bahagia.
Orang yang berhasil mencapai kesuksesan tentu akan senang dan bangga. Sebaliknya, orang yang tidak berhasil seringkali frustasi, marah dan pesimis. Dalam banyak kasus, rasa frustasi mereka bukan karena kegagalan pertamanya, tetapi sebaliknya: Mereka frustasi dan gagal karena pola pikir dan sistem kepercayaan yang merusak jalan kesuksesan mereka sendiri.
Kebanyakan orang yang tidak berhasil meraih kesuksesan akan terus-menerus mengeluh tentang menjadi korban dan betapa dunia ini tidak adil. Akibatnya, mereka tidak percaya diri, tidak melakukan yang terbaik, dan dalam perjalanan berikutnya, lebih gagal lagi.
"Penyebab utama ketidakbahagiaan bukanlah situasinya, tetapi pemikiran tentangnya." - Eckhart Tolle
Menurut studi dari National Science Foundation, rata-rata orang memiliki 12.000 hingga 60.000 pikiran per hari. Meskipun 95% dari pikiran ini sama persis dengan hari sebelumnya, 80% di antaranya negatif.
Studi lain oleh Cornell University menemukan bahwa 85% dari ketakutan kita tidak pernah menjadi kenyataan dan bahwa 97% dari kekhawatiran kita adalah hasil dari persepsi pesimis daripada pemikiran rasional.
Berikut 3 pola pikir yang menjadi tanda kamu tidak bisa meraih kesuksesan: