Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biar Aku yang Merawat Ibu, Kamu yang Mencari Nafkah

5 November 2020   08:45 Diperbarui: 5 November 2020   08:53 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukar peran rumah tangga adalah hal biasa selama kita bisa saling memahami peran masing-masing (dok.pri)

Sejak 8 bulan yang lalu aku lebih banyak di rumah saja, secara harfiah. Selain karena pandemi Covid-19, juga karena aku sekarang punya kewajiban tambahan: merawat ibu mertua.

Mungkin bagi sebagian orang terdengar aneh, laki-laki yang sudah berkeluarga kok merawat orangtua. Bukankah semestinya laki-laki itu kewajiban utamanya mencari nafkah?

Memang benar, tugas utama seorang suami adalah mencari nafkah bagi keluarganya. Tapi jangan lupa, tugas utama itu masih kalah dengan kewajiban berbakti pada orangtua, terutama seorang ibu.

Bagiku, ibu mertua sama dengan ibu kandungku sendiri. Aku tak pernah menganggapnya beda, atau memperlakukannya dengan berbeda pula. Dan, karena ibu mertuaku ini satu-satunya orangtua yang masih ada, kewajiban untuk merawat beliau kini ada di pundakku sebagai kepala keluarga.

Sebenarnya ada 3 saudara istriku yang juga tinggal di kota yang sama. Tapi karena mereka sudah berkeluarga dan ikut suaminya masing-masing, jadilah aku dan istriku yang tinggal di rumah ibu kebagian tugas merawat beliau.

Merawat orangtua yang sudah berusia senja memang merepotkan dan menyita banyak waktu. Apalagi bila orangtua kita punya riwayat penyakit yang cukup serius.

Sejak bertahun-tahun yang lalu, ibu mertuaku menderita diabetes dan beberapa penyakit dalam lainnya akibat komplikasi kanker payudara yang pernah dideritanya. Keadaan ini bertambah parah tatkala mendadak ibu mertuaku terkena demensia, penurunan daya ingat.

Memori otak ibu bercampur baur, antara yang lama dan yang baru. Ibu memang masih bisa mengingat anak cucunya atau tetangga sekitar rumah. Tapi, seringkali peristiwa-peristiwa yang sudah lama terjadi mampir kembali di memori otak seolah peristiwa itu baru saja terjadi.

Misalnya, ibu pernah ngotot minta diantar ke rumah sakit tempat beliau pernah bertugas sebagai perawat. Dalam ingatan ibu, dirinya merasa masih jadi perawat dan hari itu waktunya bertugas jaga malam. Bisa dibayangkan sendiri kan?

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, ibu sering menghidupkan kompor di rumah untuk menjerang air buat mandi. Padahal baru satu jam sebelumnya ibu sudah mandi. Namun karena ingatannya tergerus, aktivitas yang baru dilakukan tidak bisa diingat kembali.

Pernah pada pukul 03.00, ibu hendak menjerang air. Panci  berisi air sudah diletakkannya di atas kompor. Namun karena kenop kompor agak macet, api tidak mau menyala sementara gasnya mengalir. Mengira apinya sudah menyala, ibu lalu kembali ke kamar hendak beristirahat dan menunggu air panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun