Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Fenomena "Ghosting" dan Bagaimana Cara Menghadapinya

29 November 2019   23:46 Diperbarui: 30 November 2019   07:20 5738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi fenomena ghosting (sumber: diolah dari Canva.com)

Ghosting sebenarnya bukan fenomena baru dalam hubungan percintaan. Jauh sebelum kata ghosting dikenal, perilaku "meninggalkan orang yang dicintai tanpa ada pesan apapun" sering dikonotasikan dengan laki-laki bajingan. Ya nggak?

Sebelum Anna Kendrick bicara tentang ghosting, artis Indonesia sudah lebih dulu membuat lagunya. Masih ingat dengan lirik lagu "Kau Pergi Tanpa Pesan" yang dinyanyikan Ellya Khadam?

Kau pergi tanpa pesan
Ku nanti tiada datang
Di mana kau kini
Di mana kau kini
Aku tiada berkawan lagi

Aduh...! Aduh.!
Aduh. duh. duh.

Nah, itulah ghosting.

Tapi, sekarang ghosting tidak hanya dikonotasikan pada lelaki bajingan tak bertanggung jawab, wanita pun kerap melakukan ghosting. Menurut survey majalah Elle, perilaku ghosting juga dilakukan oleh wanita dengan porsi sama besar: 50:50!

So, please ladies, jangan menganggap ghosting itu cuma dilakukan pria saja ya. Kalian para wanita juga bisa dan kerap melakukan ghosting. Jujur saja.

Mengapa seseorang melakukan ghosting?

Dulu aku punya teman yang pernah melakukan ghosting pada pasangannya. Saat kutanya alasannya apa dia menghilang, jawabannya: Untuk menghindari konfrontasi karena takut jika mengatakan kebenaran malah akan melukai perasaan si dia!

Bagi ghoster (orang yang melakukan ghosting), ini adalah bentuk penghindaran ketidaknyamanan emosional diri sendiri. 

Maksudnya, dengan menghilang tanpa ada kabar apapun, dia bisa menghindari tanggung jawab karena harus menjelaskan, dalam percakapan yang tidak nyaman, bahwa dia sudah tidak sepaham (sudah tidak ada chemistry) dengan pasangan.

Terdengar seperti pengecut? Sebelum menjustifikasi, pertimbangkan hal ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun