Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pandai Bicara dengan Banyak Berdiam dan Mendengarkan

17 November 2019   22:01 Diperbarui: 17 November 2019   22:03 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi public speaking (sumber: unsplash.com/@xteemu)

Seorang teman memberikan nasihat yang agak menggelitik,

"Kalau kamu ingin terlihat pintar di sebuah forum atau pembicaraan kelompok, diamlah dahulu. Biarkan yang lain berbicara, perhatikan apa yang mereka bicarakan, lalu rangkum semua dalam kalimatmu sendiri."

Benar juga sih. Jadi, meskipun kita tidak mengetahui topik pembicaraan, dengan berdiam diri dan mendengarkan serta memperhatikan apa yang dibicarakan orang lain, maka kita akan tahu topik yang sedang dibahas.

Setelah saya telusuri lebih jauh, nasihat teman saya tersebut ternyata kemiripan dengan nasihat atau kutipan dari seorang tokoh terkenal: Imam Syafi'i.

Dalam kitab Mau'idhatul Mu'minin, Imam Syafi'i memberi nasihat:

"Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berpikir."

Kalau dipikir secara awam, rasanya kontradiktif. Keterampilan berbicara semestinya harus dilatih dengan bicara pula, bukannya latihan berdiam. Coba saja perhatikan artikel-artikel tentang tips public speaking atau Bagaimana Cara Berbicara Di Depan Umum. Tentu kita akan mendapati salah satu tipsnya adalah banyak berlatih bicara, bukan banyak berdiam.

Pandai Bicara dengan Banyak Berdiam dan Mendengarkan

Namun, mari kita renungkan lebih jauh nasihat Imam Syafi'i ini. Ada dua nasihat yang disampaikan salah satu imam Mazhab dalam fiqh Islam ini.

Pertama, "Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam."

Nasihat ini bisa kita maknai dengan lebih banyak mendengar terlebih dahulu sebelum melakukan tutur kata agar kita bisa memehami sepenuhnya konteks pembicaraannya apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun