Mohon tunggu...
Mochamad Prima Prayoga
Mochamad Prima Prayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Keseimbangan Imaji, Ironi, dan Ilusi Telah Sempurnakan Sisi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Legenda Syekh Mahmud

3 Oktober 2023   13:05 Diperbarui: 3 Oktober 2023   13:20 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahmudin atau biasa yang dikenal dengan Gus Mahmud adalah seorang tokoh keagamaan dalam bidang ketauhidan. Beliau berasal dari daerah Arjowinangun. Beliau juga bekerja di pabrik gula Kebon Agung. Sejak kecil Syekh Mahmud belajar pengetahuan di dalam pondok pesantren. Beliau suka dan gemar mengembara ke penjuru daerah. Suatu ketika Syekh Mahmud bertemu dengan Bu Ib atau yang biasa disebut Bu Mahmud. Awal mula pertemuan ketika Syekh Mahmud datang ke pondok pesantren milik Gus Abror. Pertemuan itu membawanya ke jenjang yang lebih serius dan mereka berdua tinggal di tempat masa kecilnya Syekh Mahmud.


Seiring berjalannya waktu, mereka berdua memiliki 4 anak, yang pertama Muhamad Jafar Sodiq atau biasa dikenal dengan Gus Jafar, yang kedua adik Khamidah, yang ketiga Husnul khatimah, dan yang keempat Muhamad Ali Baharuddin. Tak berselang lama ketika Gus Jafar menduduki kelas 3 SD, keluarga Syekh Mahmud memutuskan pindah ke daerah Kebon Agung dan menetap hingga saat ini. Alasan kepindahan tentunya keinginan Syekh Mahmud yang ingin mengajarkan ilmu ketauhidan. Dalam perjuangannya, beliau menemukan rintangan yang berliku-liku. 

Syekh Mahmud sama sekali tidak memandang seseorang itu dari status apapun yang dimiliki, melainkan ketaatan kepada guru itulah yang menjadi juru kunci dalam pengajian yang dikumandangkan. Beliau sering berwasiat kepada seluruh jamaahnya maupun kepada anaknya seperti halnya berikut "Hidup ini cuman sebentar, maka nikmatilah hidupmu. Apa yang ada dan nantinya engkau akan mensyukuri. Kita tidak akan bisa bersyukur kalau kita tidak menikmati hal tersebut. Nikmatilah juga proses dalam hal apapun, maka engkau akan menikmati hasil yang telah diraih tersebut. Walau kadang tidak sesuai dengan keinginan, maka tetaplah bersyukur seakan jalan yang baik akan diberikan oleh Tuhan.


Pada tahun 2019 Gus Jafar sudah disuruh mengajar oleh Syekh Mahmud seakan-akan Syekh Mahmud mengetahui bahwasanya dirinya hidup tidak akan lama lagi. Tepatnya bulan Juni setelah lebaran hari raya ke-9, Syekh Mahmud menghembuskan nafas terakhirnya. Awal mula dari kecurigaan seorang istri ketika minuman kopi yang telah disediakan belum juga diminum. Setelah mengetahui hal tersebut, istri Syekh Mahmud mulai membuka pintu di ruangan khusus dan menemukan bahwa Syekh Mahmud telah tiada. Sontak seisi rumah terkejut dan bergegas memberi layang kabar kepada seluruh sanak saudara maupun masyarakat sekitar.

Sebenarnya Beliau sudah memiliki firasat dari jauh-jauh hari sehingga para jamaah yang berdatangan boleh meminta sesuatu darinya seperti ada seorang salah satu jamaah meminta uang. Tak hanya itu harta semuanya dibagikan rata kepada istri dan keempat anaknya dan mendapatkan wasiat agar dipergunakan dengan sebaik mungkin.  Beliau juga dikenal memiliki sifat yang tegas, keras dan bijaksana. Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai, maka beliau menegurnya. Setelah sehari beliau melakukan teguran kepada seorang tersebut, beliau mendatangi rumahnya dan mengajaknya keluar untuk makan bersama. Inilah yang membekas di hati masyarakat hingga saat ini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun