Mohon tunggu...
Prima Sp Vardhana
Prima Sp Vardhana Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger yang Pecandu Film dan Buku

Seorang manusia biasa yang belajar menjadi sesuatu bermanfaat, buat manusia lain dan NKRI

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PB PON 2012 ’Gembosi’ Prestasi Nasional

31 Mei 2011   11:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:01 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_111336" align="alignleft" width="300" caption="Atlet Ski Air Putri Jawa Timur Nur Tsuraya Priambodo tampil dalam babak pendahuluan Kejurnas Ski Air Single Event Slalom 2010 di Danau Sunter, Jakarta Utara, Sabtu 27 Okto 2011."][/caption] PEKAN Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 dipastikan mempertandingkan 39 cabang olahraga (cabor) yang terdiri atas 555 nomor pertandingan. Jumlah medali yang akan diperebutkan adalah 555 medali emas, 555 medali perak dan 729 medali perunggu.

Keputusan PB PON 2012 Riau yang dikomandani yang diketahui Gubernur Riau HM Rusli Zainal itu, secara prestasi membuat jumlah medali yang diperebutkan mengalami penurunan drastis dibanding yang diperebutkan dalam PON XVII/2008. Saat penyelenggaraan pesta olahraga multieven empat tahunan di Kalimantan Timur itu cabor yang dipertandingkan sebanyak 43 buah dengan 749 nomor yang memperebutkan 749 emas 749 perak dan 962 perunggu.

Tak pelak lagi pengurangan cabor dan nomor yang dipertandingkan itu mengundang reaksi keras dari daerah-daerah calon pesertaPON Riau itu. Bagaimana tidak. Dengan pengurangan jumlah cabor dan nomor pertandingan itu, maka perolehan medali yang berpeluang dibukukan kontingen daerah dipastikan akan mengalami penyusutan drastis, khususnya medali yang akan didulang oleh empat besar peraih medali terbanyak PON 2008 yaitu Jawa Timur yang berhasil merebut juara umum dengan mengumpulkan 139 medali emas, 114 perak dan 111 perunggu.

Sukses Kontingen Jatim itu menggeser dominasi DKI Jakarta yang selalu menjadi langganan juara umum PON. DKI sendiri menempati urutan kedua dengan 122 medali emas, 118 perak, dan 123 perunggu. Sementara tuan rumah Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan sejarah masuk lima besar PON untuk pertama kalinya, dengan bertengger di urutan ketiga dengan raihan 116 medali emas, 110 perak dan 115 perunggu. Prestasi Kaltim itu mengungguli Jawa Barat yang menguntit di posisi keempat dengan 101 medali emas, 84 perak dan 130 perunggu.

"Kami sudah menanyakan kepada Pengurus Besar (PB) PON, kenapa banyak nomor pertandingan yang dikurangi. Mereka selalu mengatakan, bahwa penyelenggaraan PON berkaitan dengan dana," kata Ketua Harian KONI Jatim, H. Dhimam Abror Djuraid saat dikonfirmasi tentang pengurangan nomor pertandingan dalam PON 2012.

Karena itu, bukan sebuah hal berlebihan kalau saja Dhimam Abror Djuraid yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Jatim mencurigai, bahwa pengurangan nomor cabor yang dipertandingkan itu merupakan hasil konspirasi busuk antara PB PON 2012 dengan beberapa daerah berdana kuat untuk membantai perolehan emas Jatim pada PON 2012.

Dasar kecurigaan Abror antara lain, karena nomor-nomor pertandingan yang dikepras merupakan nomor-nomor pertandingan tempat kontingen Jatim berpesta emas dalam PON 2008. Cabor Panahan, misalnya. Dalam tiga kali pelaksanaan PON, Jatim selalu berjaya dan menjadi juara umum di cabor panahan. Namun di Riau nanti nomor panahan mengalami pengurangan ekstrem, dari 26 nomor pertandingan dikepras jadi 12 nomor pertandingan.

Demikian pula yang terjadi di cabor panjat tebing. Dalam PON 2008 dipertandingkan 21 nomor dan Jatim memperoleh 10 medali emas). Namun di PON 2012 dikurangi menjadi 14 nomor, sehingga dapat dipastikan Jatim akan kehilangan beberapa medali emas. Nasib sama juga dialami Selam yang mengalami pengurangan dari 24 nomor menjadi 15 nomor.

Sebaliknya renang justru mendapat penambahan nomor, dari 32 menjadi 36. Hanya saja yang membuat pertanyaan, nomor tambahan tersebut tidak mengacu pada multieven internasional. Nomor 50 m dada wanita, 1500 m bebas pria dan wanita, dan 50 m punggung pria, yang ke semua nomor itu tidak dilombakan di pesta olahraga multi even internasional seperti Olimpiade, Asean Games, dan SEA Games.

Ironisnya dalam pengurangan nomor pertandingan yang dilakukan PB PON 2012 itu, terjadi jual beli nomor pertandingan sebagaimana laporan yang diterima Dhiman Abror. Menurut dia, KONI Jatim mendapatkan laporan dari beberapa Pengprov adanyabergening jual beli nomor pertandingan antara tuan rumah dan daerah peserta. Salah satunya laporan yang disampaikan Pengprov FPTI Jatim.

”Jatim ditawari untuk mengusulkan nomor baru asalkan ada sebagian nomor yang medali emasnya dilepas Jatim untuk diberikan kepada tuan rumah. Laporan itu membuktikan, bahwa penyelenggaraan PON Riau itu digelar dengan konsep yang menggembosi prestasi nasional, sehingga KONI Pusat seharusnya mengambil tindakan tegas terhadap kondisi ini,” katanya dengan otot leher menonjol.

Perjuangan Berat

Perilaku PB PON 2012 yang cenderung menggembosi prestasi nasional ditingkat internasional, yang juga beratmosfer untuk menggusur Jatim dari peta persaingan tingkat tinggi memperebutkan prestise juara umum PON Riau itu sangat kentara dengan menghilangkan nomor jumping di cabor Ski Air. Penghapusan nomor jumping tersebut merupakan pukulan telak bagi Jatim, karena nomor ini digadang-gadang akan menjadi penyumbang emas untuk menyokong Jatim merebut predikat Juara Umum.

Sekadar catatan, dalam PON 2008 di Kaltim, skuad ski air Jatim berhasil menyumbang 4 medali emas, 5 perak dan 4 perunggu. Salah satu koleksi emas itu didulang dari nomor jumping putri atas nama Endhar Pupul Giritya, yang saat ini menjadi tulang punggung tim Indonesia untuk pertempuran dalam SEA Games 2011 di Indonesia.

Kalau saja, ternyata PB PON Riau bersikukuh untuk meniadakan nomor jumping tersebut, maka perolehan medali emas Jatim harus bergantung pada nomor trick ridding saja yang di PON 2008 silam juga menyumbangkan medali emas. Artinya, secara matematis Jatim berpeluang mendulang 1 medali emas saja.

Kalau pun Ketua Umum PSASI Jatim, Lalu Habashi Ryanabusema mentargetkan bahwa 3 medali emas PON 2012 akan disumbangkan Ski Air, di atas kertas peluang itu sangat berat terealisasi. Tolok ukur perolehan 4 emas dalam Kejurnas 2010 yang menjadi pertimbangan Habashi, merupakan sebuah keberanian yang membutuhkan perjuangan keras mengingat target 3 medali emas itu harus direbut di 6 nomor trick ridding, slalom, Overall dan team.

Mengapa demikian. Ini karena prestasi Nur Akbar Imansyah yang diandalkan mendulang emas nomor trick riding putra, maka peluangnya untuk mendapatkan tambahan medali emas dari nomor Overall dan team sangatlah berat. Pasalnya pasca berkibarnya keluarga Lalu Sadeli sebagai maharaja Ski Air Indonesia, Jatim selalu berhasil mencuri emas nomor slalom lewat kecantikan permainan peski air Fath Dawud Wangka. Setelah Fath berpindah ke Bali, maka medali emas slalom menjadi milik Bali dan DKI Jaya.

Keprihatinan perolehan medali yang berpeluang menimpa Ski Air itu, ternyata peluangnya kecil menimpa cabor panahan. Kendati dalam PON Riau nanti mengalami pengurangan nomor dari 26 nomor pertandingan dikepras jadi 12 nomor pertandingan, ternyata Perpani Jatim berani sesumbar akan memborong 6 keping emas yang dipertandingkan. Dasar target perolehan medali itu adalah prestasi para pemanah Jatim di Kejurnas 2011 dan hasil Seleknas tim Sea Games yang digelar di Surabaya, April lalu.

Dalam seleknas tersebut, ternyata para atlet yang berhasil lolos memperkuat timnas didominasi pemanah Jatim yang juga merupakan deret pemanah yang disiapkan tampil dalam PON 2012.Tidak hanya itu, poin yang dibukukan para pemanah Jatim di nomor Compound dan Recurve menunjukkan poin yang tak akan mampu dikejar oleh pemanah daerah lain.

Karena itu, target Perpanih Jatim merebut 4 medali emas nomor compound lewat bidikan Kuswantoro dan Delie Treesyadinda, serta 2 medali emas nomor Ronde Nasional digelaran PON Riau berpeluang besar terealisasi. Bahkan, bukan tidak mungkin skuad panahan yang ditangani duet suami istri Deny Trisyanto dan Lilis Handayani itu akan mampu merebut minimal 2 medali emas nomor Recurve dengan mengandalkan hasil bidikan Riau Ega Salsabila dan Ika Yuliana.

“Jatim tidak keder dengan pengurangan nomor pertandingan di PON 2012. Sebab pengurangan tersebut juga menghilangkan peluang Jabar, Jateng, dan Jogjakarta dalam menambah perolehan medali emas, karena nomor tradisonal dihapuskan,” kata Sekum Perpani Jatim, Deny Trisyanto saat dihubungi ponselnya.

Sedangkan yang paling menjengkelkan dalam perebutan medali emas PON 2012 Riau itu adalah masuknya tarung derajat sebagai salah satu cabor beladiri yang dipertandingkan. Ini karena cabor beladiri ciptaan Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama panggilan Aa Boxer, secara prestasi hanyalah merupakan cabor beladiri kelas regional. Cabor ini tidak dipertandingkan dalam SEA Games, ASEAN Games, apalagi Olimpiade.

Karena itu, kebijakan PB PON Riau meloloskan Tarung Derajat sebagai cabor yang memperebutkan medali emas ini dinilia banyak daerah merupakan hasil kesepakatan bawah meja, dengan KONI Jabar. Dus, perolehan medali PON Riau pun akan dibagi rata antara Riau dan Jabar. (#)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun