Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Aku Hanya Remahan Rengginang di Dasar Lautan"

27 November 2018   09:49 Diperbarui: 28 November 2018   04:02 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika mendengar kalimat ini, langsung teringat dengan teman saya saat PPG lalu yang sering mengatakan kalimat ini. Lucu. Yap, itu yang terlintas dalam benakku. Ya, memang hal ini memang hanya untuk candaan dan lucu-lucuan ketika sudah bekerja keras namun tak pernah dianggap karena bukan siapa-siapa atau orang yang berpengaruh. 

Ya seperti remahan rengginang, coba bayangkan saja rengginang yang begitu dan remahannya kecil sekali lalu masuk ke lautan, pasti langsung hilang. Kalimat ini adalah kalimat hiburan untuk menghibur diri yang tidak dianggap. 

Tapi bukan berarti karena bukan siapa-siapa lalu tidak melakukan apa-apa. Ini salah besar. Harusnya tetap melakukan hal yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita. Bukankah saat melakukan sesuatu tidak harus dilihat oleh atasan atau siapa pun, yang penting dampak yang ditunjukkannya.

Kalimat ini bisa saja jadi membuat orang semakin pesimis saat mengalami masalah dan membuatnya makin merasa tidak berarti. Namun, kalau saya kalimat ini justru membuat saya semakin bersemangat, dengan mengucapkan kalimat ini, saya jadi bisa "memaafkan" keadaan yang ada, terutama saat saya atau dianggap tidak mengerjakan apa-apa atau saat ide saya tidak terpakai atau apalah itu, yang pasti keadaan saat kehadiran saya dianggap tidak ada. 

Saya bisa tersenyum dengan kalimat lucu itu dan membuat saya bersemangat kembali untuk tetap melakukan yang terbaik. Karena ketika saya bekerja dan melakukan sesuatu bukan sekedar hanya untuk dilihat, tetapi saya ingin bekerja untuk memperoleh dampak untuk orang yang ada di sekitar saya. 

Saya tidak perlu pujian ataupun penghargaan yang berlebihan. Saya juga tidak mengharapkan pekerjaan saya dihargai atau kehadiran saya dianggap. Saya sudah senang saat saya bekerja dan orang di sekitar saya menjadi senang ataupun pekerjaan saya ini akan berdampak bagi kebaikan orang meskipun dampaknya masih 5 tahun yang akan datang, ya sudah tidak apa-apa, yang pennting saya sudah lakukan yang terbaik.

Saya belajar untuk bekerja dengan sepenuh hati, bekerja seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Bekerja dengan baik bukan sekedar karena takut dipecat atau tidak dapat bonus atau tidak mendapat pujian, maka saya akan selalu senang untuk menjalaninya. 

Bekerja seperti ini bukannya tidak ada ada kritikan atau cibiran atau sindiran dari orang lain ataupun ada orang yang tidak senang dengan cara bekerja karena dianggap berlebihan bekerja dengan cara seperti ini. Tapi inilah tantangannya. Biasanya semakin baik kita bekerja namun tidak terlihat oleh atasan, maka akan semakin banyak orang yang menganggap kita aneh dan tidak bekerja. Tapi biarlah seperti itu.

Hmmm ... jadi menurut saya bekerja tidak harus selalu dilihat oleh orang lain, terutama atasan karena pertanggungjawaban dalam bekerja adalah pada Tuhan. Jadi, ada ataupun tidak ada atasan tetap lakukan pekerjaan dengan baik, sekalipun tidak pekerjaan itu tidak dihargai ataupun saat diri kita tidak dianggap. 

Yakinlah, jika tetap bekerja dengan baik dan sepenuh hati suatu saat akan mendapat bonus, bukan dari atasan atau perusahaan tempat bekerja, tetapi akan mendapat bonus dari Tuhan melalui tempat lain, yang saya juga tahu tidak tahu dimana. Tapi yakin saja, pasti ada jika kita bekerja dengan sepenuh hati dan ikhlas. Begitu juga saat bekerja, kita tidak dianggap ada, ya sudah biarkan saja. 

Yakinlah suatu saat orang akan melihat siapa kita sesungguhnya. Jadi, jika saat bekerja Anda tidak anggap, ucapkan saja kalimat ajaib ini "Aku hanya remahan rengginang di dasar lautan", maka Anda bisa tersenyum dan "memaafkan" keadaan yang ada dan Anda akan tetap terus bekerja dengan maksimal. Semangat melakukan yang terbaik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun