Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Jangan Mencari Alasan

17 Mei 2018   12:12 Diperbarui: 17 Mei 2018   12:17 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika membuat kesalahan atau saat tidak ingin melakukan sesuatu pasti kita akan mencari alasan untuk menghindari dan dimaklumi. Mencari alasan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak kecil bahkan dari belum sekolah dan mengenal hal-hal yang berat di dalam pekerjaan. Contohnya si Nadine, anakku yang berumur 2 tahun ini juga sudah mulai mencari alasan saat dia tidak mau mandi, tidak mau makan atau tidak mau tidur. 

Saat dia tidak mau mandi, maka dia akan bilang mau bobo dulu atau mau makan dulu. Ketika sudah dituruti dan diajak mandi lagi maka dia akan bilang nanti aja nunggu mama pulang, kalau mama udah pulang, diajak mandi, dia akan bilang mandinya sama uti aja. Hmm...mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu, sudah bisa dilakukan si Nadine. 

Memang kalau dilihat secara kognitif, ini adalah perkembangan yang baik, tetapi dilihat dari segi yang lain, misal moralnya, justru ini jangan dibiarkan. Hal ini harus segera diatasi meskipun dengan cara-cara yang berbeda, karena berkaitan dengan anak kecil. 

Kalau aku sih biasanya aku turuti dan ikuti alasannya, kalau sudah mentok dan dia sudah bingung cari alasan barulah aku lakukan tindakan. Aku ingin tahu sejauh mana dia membuat alasan. 

Tapi sekarang ini karena aku sudah tahu alasan yang akan diucapkan, maka aku cegah dulu. Misalnya, ya udah Nadine nggak usah mandi, kita main air aja yuk. Biasanya cara ini sih cukup ampuh, aku biarin dia main air dulu lama-lama aku siram aja badannya, dia nggak sadar kalau aku mandiin. Ternyata harus lebih cerdik dari dia. Hehehe..

Ok, balik lagi ke topik. Itu tadi adalah contoh alasan yang dibuat Nadine - si anak umur 2 tahun - kalau dia tidak mau melakukan sesuatu. Bukankah kita sering juga melakukan hal yang sama dengan Nadine saat kita tidak mau atau enggan melakukan tugas yang diberikan dalam pekerjaan. 

Misalnya, kita malas mengerjakan tugas dari si bos, karena tugas itu bukan kewajiban yang harus kita lakukan, kita beralasan dengan banyak pekerjaan padahal sebenarnya ya nggak masalah kalau mengerjakannya juga. Contoh lainnya juga, seperti kemarin aku melakukan latihan ujian praktek front office di sekolah (kebetulan aku juga mengajar front office di SMK perhotelan), sebelumnya aku memang sudah janjian dengan anak-anak, tapi ada beberapa dari mereka tidak datang dengan alasan hujan. 

Memang sih hari itu hujan,. Baiklah aku tunggu saja, tapi sampai hujan berhenti pun tak muncul siswaku yang beralasan hujan tadi. Baiklah, aku berikan kesempatan mereka yang tidak datang kemarin untuk datang kembali. 

Dari 6 orang yang aku minta datang, hanya 2 orang yang datang. Aku minta mereka datang jam 8 pagi, sebelumnya aku membebaskan mereka untuk pilih jam berapa. 

Mereka sepakat jam 8. Aku agak buru-buru karena aku memang telat, tadi Nadine seperti biasa "berulah" jadilah lama aku datang. Aku takut anak-anak lama menunggu dan mereka pulang. 

Beruntung aku sampai jam 8.20 dan anak-anak tidak pulang, tapi ya itu yang datang hanya 4 orang, 2 orang yang memang ingin latihan lagi dan 2 orang adalah anak yang memang aku harapkan datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun