Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Nadine Mulai "Ngakalin"

15 Mei 2018   21:54 Diperbarui: 15 Mei 2018   21:56 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Bocah ini selalu punya cerita baru setiap harinya dan bikin gemeeees pastinya. Foto di bawah ini ceritanya di siang hari bolong dan cuaca panas. Aku ajak Nadine untuk pipis, karena dari pagi kok dia nggak ngajak pipis. Waktu masuk kamar mandi aku hidupin kran dan Nadine jadi tertarik untuk main air. Tapi aku berhasil untuk ajak dia keluar dari kamar mandi. Nggak lama kemudian, Nadine bilang "ma, au andi" (baca: ma, mau mandi). Dalam hatiku "tumben banget nih bocah diajak mandi, tadi pagi aja diajak mandi susahnya minta ampun". Tapi jadilah anak ini aku bolehin mandi. Waktu aku bila pakai air dingin aja ya, Nadine malah bilang "pake air anget aja". Ok lah nak, mama turutin.

Dalam hati sebenarnya sih curiga kalau anak ini mau main air, tapi ya sudahlah ya coba kita lihat apa yang terjadi. Benar ternyata si Nadine main air, memang sih awalnya dia mandi biasa, pakai sabun, tapi lama-lama dia mau berendam di bak sambil main-main air. Malah nyuruh mamanya keluar dari kamar mandi. Dia juga berhasil buat adik-adik sepupunya (Yap, meskipun si Nadine usianya paling muda, tapi secara urutan Nadine tetap jadi kakak, karena ayah Nadine kakak dari ibu 2 adik sepupunya yaitu Grace dan Joan) untuk ikutan mandi, yang sebenarnya main air. Hmm..dasar ya anak-anak. 

Setelah puas main air, si Nadine tiba-tiba mau rambutnya dibungkus handuk kayak gini, "kayak mama" katanya gitu. Baiklah nak, baik. Mama ikutin mau kamu. Si Nadine senang banget rambutnya dibungkus kayak gini, berasa anak gede dia. 

Hari-hari berikutnya, kembali Nadine membuat gemes. Habis sakit kemarin Nadine semakin buat gemes, soalnya Nadine jadi sering rewel dan nangis. Sampai si akungnya kehabisan cara dan akal untuk buat Nadine diam. Akhirnya nakut-nakutin deh (meskipun sebenarnya ini nggak boleh ya) dengan bilang "ya udah kalau nangis aja, akung masukin karung aja ya". Eeehhh..bukannya takut, si Nadine tiba-tiba diam dan ngomong "iya, masuk karung aja". Akungnya juga jadi bingung sendiri kenapa ini bocah malah bilang gitu. Ya udah akhirnya si Nadine dimasukkan karung beras, kakinya aja sih dan bocah ini malah ketawa-ketawa kesenangan. 

Dua cerita di atas buatku sih lucu dan gemesin, tapi kalau diperhatikan lagi si Nadine ini mulai bisa "ngakalin" orang lain dan bisa "ngejawab" yang disuruh. Contoh, pernah pagi-pagi waktu Nadine bangun tidur, aku ajakin mandi, dia bilang "udah andi kok". Lah kapan mandinya? Bangun tidur kok udah mandi. Setiap mau pakai baju selalu ada aja alasannya, nggak mau baju inilah, pakai baju itu ajalah dan lain sebagainya. Sampai-sampai setiap baju aku namain sesuai dengan gambar dan motif bajunya, ada baju permen, burung, bebek, tiwul (bintik-bintik). Tapi ya tetap aja ada aja alasan dia untuk nggak pakai baju . Nggak cuma baju sih, sandal juga dia milih, maunya sih yang warna pink. Jadi kalau mau pergi, ngurusin Nadine dari mandi sampai siap pakai sepatu atau sandal itu bisa 2 jam sendiri, karena terlalu banyak yang dipilih dan ada drama  yang panjang. Kadang disuruh ngapain gitu jawabnya "mayes" (baca: males) sambil tangannya dilipat ke depan. Haduuuh.. dapat kata-kata darimana ini bocah. O ya, masalah nenen Nadine belum bisa disapih. Tapi sebenarnya Nadine udah mulai malu, karena setiap ditanya "Nadine mau nenen?", Dia akan senyum malu-malu, tapi tetap sih dia akan nenen. Ini artinya, sebenarnya Nadine udah paham kalau dia nggak boleh nenen karena udah gede. Tapi dia belum bisa menahan dirinya.

Tapi dari setiap kejadian, aku dan ayahnya mulai belajar bahwa kognitifnya sedang berkembang, ini artinya kami harus berhati-hati saat berbicara di depannya, kasih tontonan di HP, memperhatikan dengan siapa dia main, kata-kata yang diucapkan temannya ataupun orang-orang di sekitarnya. Semua ini akan ditiru sama Nadine, karena Nadine memang sedang ada ditahap meniru. Kami nggak boleh membiarkan Nadine untuk terus menerus "ngakalin" atau "ngejawab", tapi kami harus bisa mengarahkan, supaya kecerdasan dan perkembangan kognitifnya tidak salah pilih. Kecerdasan yang dimiliki kelak harus diiringi kebijaksanaan supaya tidak disalahgunakan. Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Orang yang cerdas tapi tidak ada ketulusan maka yang ada dia akan "ngakalin" orang lain. Begitu sebaliknya jika tulus tapi tidak cerdik maka dia akan "dibodohi" orang lain. Oleh karena itu, dua hal ini saling berkaitan erat. 

Tugas kami sebagai orang tua adalah mengarahkan Nadine untuk menggunakan kecerdasannya dengan bijaksana, seperti arti namanya yaitu perempuan yang cantik, cerdas dan bijaksana. Kami berharap kelak Nadine dapat bijaksana dalam menggunakan kecerdasannya sehingga tidak terlibat dengan hal-hal yang negatif, dengan kecerdasannya juga Nadine bisa membantu orang lain. Bukan menghancurkan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun