Mohon tunggu...
Priyono .
Priyono . Mohon Tunggu... karyawan swasta -

life is sharing the simple things

Selanjutnya

Tutup

Humor

Balonku Ada Lima | Sebuah Studi Kasus

3 Februari 2012   02:49 Diperbarui: 4 April 2017   16:49 2046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kita tentu masih sangat ingat dengan lagu ini. Lirik lagu ini dibuka dengan kalimat,

"Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya..."

Sebuah opening. Sebuah informasi tentang jumlah balon yang dimiliki. Ditegaskan dengan warnanya yang bermacam-macam (ada lima macam warna),

"...hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru..."

Ini bentuk penegasan bahwa balonnya memang berjumlah lima. Bila -misalnya- yang disebut hanya empat warna, maka kita bisa mengasumsikan bahwa ada dua balon yang memiliki warna yang sama. Kemudian, kenapa warna hijau disebut terlebih dahulu? Hal itu dikarenakan bahwa hijau adalah obyek balon yang akan diletuskan terlebih dahulu. Bila ternyata kemudian ada dua balon yang meletus, semestinya balon yang meletus kedua itu yang berwarna kuning.

"...meletus balon hijau,..."

Nah, terbukti sekarang bahwa yang meletus adalah yang balon yang hijau. Kenapa harus yang hijau? Pertama, karena hanya hijau yang berakhiran bunyi "au", yang akan ada korelasinya dengan lirik berikutnya (kacau). Kedua, karena tentu akan menjadi tidak enak didengar bila kata "hijau" diganti dengan "merah muda". Meletus balon merah muda? Gak enak, ah!

"dor!"

Mungkin ini juga menjadi pertanyaan, kenapa bunyinya harus "dor!"? Kenapa tidak "Blaarr!" atau "Jdarr!" biar lebih dahsyat? Hehe, karena ini lagu untuk anak-anak, jadi pake "dor!" sajalah, kalau terlalu ekstrem nanti jadinya malah seremmm...

"...hatiku sangat kacau..."

Ini bukti bahwa lagu ini dibuat pada jaman jadul. Kalau dibuatnya jaman sekarang, mungkin liriknya akan menjadi, "...hatiku sangat galau..." :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun