Maksudnya cara berfikir worst condition dari intelijen, apabila ada aksi sabotase, bom, suicide bombing atau teror lain dari indikasi yang ada (tidak ada 'mayday') sebaiknya dilakukan tindakan preventif, untuk mencegah serangan lanjutan.
Walau penyebab kecelakaan pasti masih harus menunggu black box, tetapi dibutuhkan waktu beberapa bulan untuk mengurainya. Nah, jarak waktu ini dalam intelijen merupakan kerawanan yang harus diantisipasi aparat keamanan. Rumus kerawanan apabila dieksploitasi lawan bisa menyebabkan kelumpuhan.
Ungkapan Duka dan Saran Pengamanan Intelijen
Inalillahi wa inna Illaihi rojiun. Kita jelas bersedih, ada saudara sebangsa yang menjadi korban, penulis sangat bersedih karena Captain pilot SJ-182, Afwan adalah purn TNI AU, almarhum alumnus penerbang IDP IV (mantan Penerbang di Skadron 4, Malang, dan penerbang Skadron 31 Hercules, Halim, diketahui sangat berpengalaman).
Selain itu juga istri dari Letkol Khaidir, Kadislog Lanud Supadio, Pontianak beserta dua putrinya yang masih kecil ikut menjadi korban.
Mari kita doakan semoga Allah mengampuni segala kesalahan dan kekhilafan para korban SJ-182. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Sebagai penutup, untuk antisipasi, penulis menyarankan: Pertama, aparat intelijen kontra teror BIN, Bais, Densus 88, Koopsus TNI melakukan penyelidikan data baik crew maupun penumpang secara detail latar belakang dan kegiatannya.
Kedua, mohon dilakukan pemeriksaan data antecedent petugas counter saat penumpang check in. Lakukan pemeriksaan security SOP pengamanan check in di Bandara Soetta dan bandara-bandara lainnya.
Kita sadari bahwa sedikit banyak pandemi Covid-19 sedikit banyak berpengaruh dan membuat lelah dan tidak nyaman para petugas di Bandara dan bisa saja memengaruhi ketelitian.
Paling tidak, aparat keamanan harus tetap harus alert, beberapa waktu terakhir, ada 23 teroris yang ditangkap, bahkan di antaranya ada eks tokoh kasus bom Bali, sudah 19 tahun berkeliaran dan bisa saja sudah melatih kader.
Selain itu ada kasus pelibatan intelijen asing di Indonesia yang mencoba memengaruhi baik ke Muslim moderat dan Muslim konservatif, jelas terbaca dari kunjungan Pompeo ke GP Ansor dan anggota intel BND Jerman Suzanne Hol ke FPI. Apakah pola serangan seperti ke Najib akan dipraktekkan di sini?