Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Vaksin Corona Sinovac dan Penjelasan Prof. Kusnandi Rusmil

28 September 2020   15:30 Diperbarui: 7 Desember 2020   10:14 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemberian vaksin ke dalam tubuh. (Foto: NICOLAS ASFOURI/AFP via kompas.com)

Sinovac memilih negara-negara tersebut karena mereka semua memiliki infeksi wabah yang serius, populasi yang besar, dan kapasitas penelitian dan pengembangan yang terbatas. CEO Sinovac Yin Weidong, perusahaan pengembang CoronaVac, kepada wartawan di Beijing Sabtu (26/9) mengatakan ada tiga negara selain Indonesia jalur utama juga diberi ke Brasil dan Turki. 

Penjelasan Profesor Kusnandi tentang Vaksin Sinovac

Profesor Kusnandi saat penulis hubungi secara singkat menjelaskan soal vaksin corona ini. Dijelaskannya, vaksin adalah suatu zat yang dibuat sedemikian rupa untuk menimbulkan kekebalan tubuh terhadap suatu kuman penyakit. 

Banyak tipe vaksin yang dibuat, di mana dia telah berpengalaman melakukan uji klinis vaksin program nasional sebanyak 33 kali selama 30 tahun terakhir.

Vaksin Covid-19 yang dibuat di indonesia merupakan kerjasama antara Bio Farma dengan Sinovac adalah vaksin virus yang dimatikan ("inaktivated vaccine"). 

Vaksin ini sangat aman, sebagai contoh seperti vaksin untuk bayi yaitu vaksin Difteri, Pertudis, Tetanus yang diberikan ke bayi berumur 2, 3, 4 bulan dan kemudian diulang saat si anak berumur 18 bulan. 

Adanya vaksin akan menurunkan banyak kematian. Sebagai contoh hasil nyata, sekarang jarang ditemukan kasus Difteri dan Tetanus di Indonesia.

Kusnandi menyampaikan ke penulis cara membuat vaksin corona ini Virus Corona19 dimasukan ke dalam virus lainnya kemudian dibiakkan pada media perbenihan, kemudian setelah beberapa lama diberikan zat agar virus ini mati, maka jadilah vaksin tersebut dan disuntikan ke manusia dua kali. 

Menurut Kusnandi informasi terakhir kapasitas mesin pembuatan vaksin dari PT Bio Farma sudah di-upgrade sehingga pada awal tahun 2021 dapat memproduksi 240 juta vaksin.

Menurutnya, pada sukarelawan yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat 2 pekan pasca suntikan kedua. Relawan kloter pertama pada 11-15 Agustus lalu dan terus berlanjut. Sukarelawan uji klinik masih akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan pascasuntikan terakhir.

Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 FK Unpad, Eddy Fadlyana mengatakan pada Oktober mendatang, target uji klinis yang telah dicanangkan bisa dicapai, dan hasilnya bisa mulai dilihat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun