Mohon tunggu...
Andreas Prasadja
Andreas Prasadja Mohon Tunggu... profesional -

Praktisi kesehatan tidur, konsultan utama pada AP Snoring & Sleep Disorder Clinic serta Sleep Disorder Clinic - RS. Mitra Kemayoran, pendiri @IDTidurSehat , penulis buku Ayo Bangun! anggota American Academy of Sleep Medicine www.andreasprasadja.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ngorok Dibiarkan, Anak Jadi Hiperaktif

7 Maret 2012   07:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara mendengkur dengan hiperaktivitas dan ADHD. Sebuah artikel baru pada jurnal SLEEP mengatakan bahwa ngorok (dengkur lebih dari separuh waktu tidur) lebih sering ditemui pada anak-anak yang telah terdiagnosa dengan ADHD.  Dan setelah dilakukan perawatan, 25% dari anak-anak tersebut tak masuk dalam kriteria ADHD lagi.

Penelitian lain dari Pediatric Pulomonology menyebutkan bahwa anak-anak mendengkur yang terdiagnosa dengan sleep apnea, didapati mengalami kemunduran fungsi-fungsi kognitif, konsentrasi, pemahaman verbal serta gangguan-gangguan perilaku lainnya. Setahun setelah perawatan, didapati perubahan bermakna pada perilaku dan kualitas hidupnya. Penelitian ini juga mengungkapkan sleep apnea di usia dini dapat mengakibatkan gangguan perilaku jangka panjang.

Artikel dari Journal of the International Neuropsychological Society, juga memberikan hasil yang kurang lebih sama. Dimana anak-anak pendengkur yang telah terdiagnosa sleep apnea, setelah dirawat, mengalami perbaikan fungsi-fungsi luhur, seperti kemampuan konsentrasi, kemampuan belajar, serta kemampuan mengingat.

Sleep Apnea

Mendengkur pada anak, merupakan salah satu tanda dari sleep apnea, atau henti nafas saat tidur. Akibat sempitnya saluran nafas, secara periodik, saluran tersebut menyempit saat tidur. Akibatnya aliran udara masuk dan keluar akan terganggu. Mekanisme sesak berkala ini juga membangunkan otak dari tidur, sehingga kualitas tidur pun buruk.

Namun tak semua mendengkur itu berbahaya, hanya yang menyebabkan gangguan nafas saja yang perlu dirawat. Untuk membedakan dengkur biasa dengan sleep apnea, dibutuhkan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Sebuah pemeriksaan yang terkesan rumit namun sebenarnya amat sederhana.

ADHD

ADHD, atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan psikologis yang paling sering ditemui pada anak usia sekolah. Gejala utama ADHD adalah hiperaktivitas, kesulitan mempertahankan konsentrasi, serta impulsifitas. Menurut data CDC, di Amerika ADHD diderita oleh 5,2 juta anak berusia 3-17 tahun. Artinya 8,4% dari populasi.

Para ahli, kini mulai menyadari hubungan erat antara gangguan nafas saat tidur dan kualitas tidur, dengan perkembangan dan perilaku anak. American Academy of Pediatrics bahkan menyatakan bahwa gangguan perilaku anak merupakan gejala dan juga akibat dari sleep apnea yang tak dirawat. Sebuah penelitian jangka panjang bahkan menunjukkan bahwa anak-anak yang mendengkur, dalam waktu 4 tahun, memiliki resiko 4x lipat untuk menjadi hiperaktif.

Dari Mendengkur ke Gangguan Perilaku

Laporan dari European Sleep Research Society memberikan sedikit pencerahan tentang hubungan antara sleep apnea dengan gangguan perilaku anak. Karena henti nafas berulang, otak akan terbangun-bangun dari tidur tanpa terjaga hingga kualitas tidur buruk. Penderita akan bangun tak segar dan terus mengantuk. Kantuk yang dialami bukanlah kantuk biasa, namun kantuk berlebihan. Untuk melawan rasa kantuk, seorang anak malah menjadi hiperaktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun