Mohon tunggu...
Pramesti Regesa Cahyani
Pramesti Regesa Cahyani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa psikologi

baru belajar :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Self Diagnosis pada Kesehatan Mental Manusia

28 September 2021   23:16 Diperbarui: 28 September 2021   23:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum pembahasan berlanjut  tau nggak sih apa itu self-diagnosis?

Self-diagnosis yaitu suatu tindakan mendiagnosis sebuah gangguan atau penyakit berdasarkan informasi yang didapatkan secara mandiri. Saat melakukan self-diagnosis, sebenarnya kita sedang berasumsi seolah-olah bisa mengetahui masalah kesehatan yang dialami. 

Semua merupakan informasi atau wawasan pribadi. Hal ini berbahaya, karena asumsi  tersebut bisa saja salah, dan cenderung seseorang akan mengambil pengobatan yang salah. 

Risikonya kondisi kesehatan bisa lebih parah dan bila sembarangan dalam mengonsumsi obat atau menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan oleh dokter ahli. 

Itulah mengapa seseorang yang merasa memiliki masalah mental disarankan untuk meminta bantuan tenaga ahli medis. Dengan menanyakan detail tentang gejala yang dialami dan upaya yang bisa dilakukan agar kembali pulih, dokter dapat membuat diagnosis yang tepat.

Self-diagnosis juga berpengaruh pada kesehatan mental menyebabkan kita  mengalami kekhawatiran yang sebenarnya tidak diperlukan ( overthinking ). Lama-kelamaan bisa menjadi gangguan kecemasan. 

Gangguan kecemasan yaitu suatu kondisi mental yang biasanya ditandai dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu. 

Self-diagnosis juga bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian, melainkan ada faktor penyerta oleh gangguan mental lainnya.

Mendiagnosis tidak mudah. Diagnosis ditentukan berdasarkan pengamatan yang menyeluruh, riwayat kesehatan, faktor sekitar, serta pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 

Jika diagnosisnya tidak tepat, kemungkinan besar penanganan akan keliru. Setelah self-diagnosis, seseorang akan membeli obat atau melakukan pengobatan yang salah.  Setiap penyakit memiliki penanganan serta dosis obat yang berbeda-beda.

Konsumsi obat yang keliru bisa menimbulkan gangguan kesehatan yang lain, efek samping dan interaksi obat, atau bahkan ketergantungan obat. Meski ada beberapa obat yang tidak menimbulkan efek samping apa pun yang berbahaya, jika salah penggunaan obat, keluhan yang kamu rasakan tidak akan membaik dengan obat tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun