Mohon tunggu...
Pramestia SekarSalsabilla
Pramestia SekarSalsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional

Not living, just existing.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ancaman bagi Keamanan Global: Rusia vs Ukraina

8 Maret 2022   12:09 Diperbarui: 8 Maret 2022   12:23 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Rusia dan Ukraina akhir-akhir ini sedang menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat Internasional. Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut sedang berkonflik. Rusia merupakan suatu negara yang terletak di bagian timur Eropa dan bagian utara Asia. Rusia memiliki luas 17.125.200 km2 yang membuat Rusia menjadi negara terluas di dunia. awalnya Rusia berbentuk kerajaan hingga akhirnya  membentuk Republik Sosialis Uni Soviet setelah adanya Revolusi Rusia. Secara geografis, Rusia berbatasan dengan Ukraina yang menjadi musuhnya saat ini di bagian Timur dan Timur Laut.

Hubungan antara Rusia dengan Ukraina sebenarnya dapat dilihat atau diruntut dari era kerajaan Kievan Rus dimana kerajaan Kievan Rus merupakan akar bangsa dari Rusia dan Ukraina. Wilayah Rusia dan Ukraina di antara abad ke-9 hingga abad ke-13 dulunya ialah wilayah yang sekarang disebut sebagai Rusia, Ukraina dan Belarus. Ukraina sendiri merdeka akibat runtuhnya Uni Soviet pada tahun 90-an yang membuat Ukraina menghapuskan warisan kekaisaran Rusia dan membentuk hubungan yang dekat dengan bangsa barat. Sejak awal kemerdekaannya, Ukraina sudah memerangi masalah-masalah di dalam negerinya, yaitu masalah-masalah korupsi dan juga perpecahan internal. Hal ini dikarenakan bagian barat dari Ukraina ingin melakukan integrasi dengan bangsa barat sedangkan bagian timur dari Ukraina menginginkan untuk melakukan integrasi dengan Rusia.

Konflik antara Rusia dan Ukraina dimulai pada saat Presiden Ukraina pada saat itu yaitu Victor Yanukovych melakukan penolakan terhadap perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Hal ini dilakukan karena Victor Yanukovych ingin Ukraina memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Moskow. Banyak yang tidak setuju akan hal tersebut sehingga melakukan aksi unjuk rasa yang dinamakan Revolution of Dignity. Mengetahui hal tersebut, pada tahun 2014 Rusia tidak terima dan melakukan pembalasan. Pada saat itu Rusia mulai mengakuisisi Semenanjung Krimea Ukraina dan mendukung pemberontak separatis dari Ukraina Timur yang menginginkan Ukraina bergabung dengan Rusia sebagai bentuk balasan dari Rusia. Setelah terjadinya hal tersebut, Rusia menyerang Donbas dimana Donbas ini merupakan pusat industri di Ukraina dan membuat 14.000 orang kehilangan nyawanya akibat konflik bersenjata antara pasukan Ukraina dan juga kelompok separatis Ukraina Timur yang didukung oleh Rusia.

Konflik antara Rusia dan Ukraina mengalami eskalasi mulai pada bulan November tahun 2021 dimana gambar satelit menunjukkan bahwa Rusia mengirimkan 100.000 pasukkan miliknya di perbatasan antara Rusia dan Ukraina. Mengetahui hal tersebut, Joe Biden selaku presiden Amerika Serikat memperingatkan Rusia akan sanksi ekonomi yang akan diberikan oleh bangsa Barat apabila Rusia mulai menyerang Ukraina. Tidak diam, Rusia justru mengajukan meminta NATO untuk tidak melanjutkan semua aktivitas militer di Eropa Timur dan juga Ukraina. Rusia juga meminta NATO untuk tidak mengakui Ukraina dan juga negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya sebagai anggota mereka. Namun NATO tidak mendengarkan atau tidak mengabulkan permintaan dari Rusia dan justru NATO menempatkan serta memperkuat pasukan militer mereka di Eropa Timur dengan menambah jumlah kapal dan jet tempur. Di awal tahun 2022 eskalasi konflik antara Rusia dengan Ukraina semakin meninggi yang kemudian membuat beberapa negara Barat mulai menarik dan mengevakuasi staf kedutaan mereka dari Kyiv.

Pada sesi khusus Dewan Keamanan PBB yang digelar pada akhir Januari 2022, duta besar Amerika Serikat di PBB yaitu Linda Thomas-Greenfield menyatakan bahwa invasi Rusia di Ukraina dapat mengancam keamanan global. Bagaimana tidak? Kedua negara yang sedang berkonflik merupakan negara besar terlebih lagi Rusia yang memiliki kekuatan militer sangat kuat. Ketika perang antara Rusia dan Ukraina benar terjadi kemudian Ukraina dibantu oleh NATO dan Amerika Serikat maka sangat mungkin bahwa perang tersebut akan menghilangkan nyawa banyak orang dan mengancam keamanan global. Ancaman keamanan global yang ada akibat dari konflik Rusia dan Ukraina tidak hanya ancaman berupa militer saja, namun ada ancaman-ancaman lain seperti ancaman ekonomi. Sehingga ketika terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina dapat menyebabkan ancaman baik secara tradisional maupun secara non-tradisional terhadap keamanan global.

Ancaman tradisonal adalah ancaman-ancaman yang melibatkan unsur militer atau ancaman yang dapat membahayakan secara fisik. Sedangkan ancaman non-tradisional adalah ancaman-ancaman yang tidak hanya tentang militer dan serangan fisik saja, tetapi juga ancaman non-militer seperti ancaman ekonomi, lingkungan, pangan, manusia dan lain sebagainya. Jika dilihat secara sekilas, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina merupakan ancaman tradisional karena melibatkan unsur militer yang dapat dilihat dari dijatuhkannya rudal Rusia di Ukraina, pengiriman pasukkan Rusia di perbatasan Ukraina, dan penguatan kekuatan militer oleh NATO di Eropa Timur. Hal ini tentu saja dapat mengancam secara fisik karena ancaman yang ditimbulkan adalah ancaman bersenjata.

Namun, apabila dilihat dari ancaman non-tradisional terdapat beberapa aspek yang dapat mengancam manusia mulai dari ancaman ekonomi, ancaman pangan hingga ancaman lingkungan. Ancaman non-tradisional ini juga ditimbulkan akibat dari ancaman militer yang terjadi. Ancaman non-tradisional yang ditimbulkan akibat dari konflik Rusia dan Ukraina dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Ancaman Ekonomi 
    • Harga Minyak Melambung Tinggi, Rusia merupakan negara terbesar di dunia, selain besar wilayahnya Rusia juga besar dalam sumber daya alamnya. Rusia sangat kaya akan energi terutama energi minyak dan gas (migas). Rusia dikatakan mampu memproduksi 9,7 juta barrel minyak per harinya. Jumlah ini menempatkan Rusia pada posisi kedua sebagai negara penghasil minyak terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Konflik yang sedang terjadi antara Rusia dengan Ukraina dapat mengganggu stabilitas produksi minyak di Rusia. Apabila stabilitas produksi minyak di Rusia terganggu, maka harga minyak dunia dapat melonjak dengan sangat tinggi.
    • Gejolak pasar modal atau pasar saham, Tidak hanya di sektor minyak dan gas, konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga mengancam sektor pasar saham. Hal ini membuat para investor menahan diri untuk melakukan transaksi di pasar saham. Adanya tanda-tanda kenaikkan atau eskalasi pada konflik Rusia-Ukraina menimbulkan gejolak pada pasar saham dan para investor berpotensi untuk melakukan penjualan secara besar-besaran terhadap aset-aset yang mereka miliki karena takut apabila aset-aset yang mereka miliki dibekukan. Sebagai contoh adalah Abramovich yang menjual klub sepak bola Chelsea. Alasan Abramovich menjual Chelsea adalah tidak lain dan tidak bukan karena Abramovich memiliki hubungan dekat dengan Presiden Putin. Kedekatan Abramovich dengan presiden Putin membuat aset-aset yang dimiliki oleh Abramovich terancam dibekukan termasuk klub sepak bola Chelsea, sehingga Abramovich lebih memilih untuk menjual klub sepak bola Chelsea daripada aset-aset yang ia miliki dibekukan akibat dari konflik antara Rusia dengan Ukraina.
  2. Ancaman Pangan, 
    • Produksi Gandum terganggu, Ancaman non-tradisional berikutnya yang muncul akibat dari konflik Rusia dengan Ukraina adalah ancaman pangan. Ancaman pangan ini terjadi karena Ukraina sebagai negara yang memproduksi gandum terbanyak di dunia mulai menangguhkan ekspor gandum akibat dari konflik yang sedang dihadapi dengan Rusia. Tidak hanya gandum, Ukraina juga menangguhkan produksi ekspor sejumlah produk makanan lainnya seperti jagung, telur, gula dan garam akibat dari konflik ini. Sebagai akibat dari serangan Rusia ke Ukraina, seluruh supermarket di Ukraina dan sekitarnya kekurangan produk karena rute pasokan menjadi lebih sulit. Jika hal ini terus berlanjut, sangat mungkin Ukraina dan sekitarnya mengalami krisis pangan.
  3. Ancaman bagi Manusia
    • Pengungsi, Selain ancaman terhadap sektor ekonomi dan sektor pangan, ancaman bagi manusia yang muncul akibat konflik Rusia dengan Ukraina yaitu Pengungsi. Badan Pengungsi pbb (UNHCR) mengatakan bahwa ada lebih 1,5 juta warga Ukraina telah mengungsi dan menyelamatkan diri dari Ukraina semenjak Rusia melakukan serangan pertamanya pada tanggal 24 Februari 2022. Hal ini dapat menjadi ancaman yang serius jika konflik terus berlanjut dan tidak segera diatasi. Apabila konflik terus terjadi, jumlah pengungsi akan semakin banyak dan dapat menimbulkan xenophobia atau ketakutan terhadap pengungsi bagi warga negara yang dijadikan sebagai tempat mengungsi.
  4. Ancaman Lingkungan
    • Kerusakan lingkungan akibat efek dari nuklir atau rudal, Seperti yang telah kita ketahui bahwa Rusia baru-baru ini melakukan penyerangan terhadap Ukraina dengan mengirimkan rudal yang menghancurkan beberapa kota di Ukraina. Rudal adalah senjata militer berupa roket yang dapat dikendalikan dari jarak jauh dan memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari sasaran. Rudal dibuat dari bahan-bahan kimia yang mudah meledak seperti serbuk aluminium yang berasal dari bauksit. Dimana bahan-bahan kimia ini beracun dan dapat merusak lingkungan bahkan dapat membunuh manusia hanya dalam hitungan detik. Rusia telah menembakkan 8 rudal yang menghancurkan bandara sipil di Vinnytsia. Hal ini sangat menghancurkan lingkungan sekitar di bandara.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa konflik antara Rusia dengan Ukraina yang sedang berlangsung menimbulkan ancaman bagi keamanan global. Ancaman yang muncul pun tidak hanya ancaman secara militer saja tetapi juga ancaman-ancaman non militer atau dalam ilmu hubungan internasional sering disebut sebagai ancaman non-tradisional. Ancaman-ancaman non-tradisional tidak dapat dianggap remeh dan sepele karena ancaman non-tradisional juga dapat mengancam nyawa manusia. Ketika ancaman-ancaman non-tradisional ini diabaikan dan konflik terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan bahwa akan muncul krisis-krisis lain yang jauh lebih mengancam nyawa manusia di dunia.

Daftar Pustaka

(n.d.). Retrieved from http://repository.unika.ac.id/24752/2/18.C1.0147_BAB%201.pdf

BBC News. (2022, March 04). Konflik Rusia-Ukraina: Dampak bagi Indonesia, harga mi instan, pupuk hingga bunga kredit bisa naik. Retrieved from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-60617679

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun