Pemberitaan mengenai perundungan begitu santer terdengar. Parahnya lagi kasus perundungan yang ada terjadi di sekolah. Jelas hal ini membuat para orang tua was-was. Kekhawatiran orang tua begitu kentara tentang bagaimana anak-anaknya berinteraksi di sekolah, apakah baik-baik saja atau malah menjadi salah satu korban perundungan. Hal semacam ini perlu diantisipasi sesegera mungkin oleh orang tua. Ragam cara dapat dilakukan, salah satunya dengan mengarahkan anak untuk belajar beladiri, salah satunya adalah beladiri karate. Mengapa karate? Karate merupakan olahraga beladiri asal Jepang yang memiliki sejumlah manfaat bagi anak, bukan hanya soal teknik beladiri saja yang diajarkan, namun lebih dari itu. Apa saja? Yuk simak ulasannya!
Teknik Beladiri yang Lengkap Semakin Membuat Percaya Diri
Ketika belajar karate, teknik pertama yang diajarkan adalah teknik tangkisan. Belajar tangkisan untuk mengantisipasi serangan dari berbagai macam arah adalah makna utama dari beladiri itu sendiri, yakni mempertahankan diri. Selanjutnya, barulah diajarkan bagaimana memperkokoh kuda-kuda, memukul, menendang, hingga membanting. Teknik beladiri dalam karate sangat lengkap dengan mengoptimalkan seluruh anggota bagian tubuh untuk mempertahankan diri tanpa menggunakan senjata. Itulah sebab karate disebut sebagai olahraga beladiri tangan kosong. Ketika terancam, tak perlu risau karena dengan anggota bagian tubuh yang dimiliki dapat digunakan untuk mempertahankan diri. Ketika memiliki ketrampilan karate yang semakin mumpuni, tentunya akan berpengaruh pada kepercayaan diri seorang anak.
Terlatih dalam Pengelolaan Emosi
Dalam beladiri karate terdapat istilah yang dinamakan ikken hissatsu yang memilki makna memusnahkan dalam satu pukulan. Seorang yang berlatih karate akan mengasah teknik beladiri yang dimilikinya agar dapat efektif dalam melumpuhkan lawan hanya dengan sekali serangan. Namun karate bukan soal bagaimana menjatuhkan lawan, namun lebih dari itu yakni terkait dengan pengelolaan emosi sehingga sanggup menguasai diri dari emosi-emosi negatif. Seorang karateka tentunya meyakini senjata yang dimilikinya sangatlah berbahaya sebab itulah perlu penguasaan diri yang baik, hal ini dikarenakan jika seorang karateka tidak mampu menguasai diri dan menyelesaikan masalah dengan kepalan tangan, artinya ia sama saja menjatuhkan harga dirinya sendiri. Setiap sesi latihan karate terdapat sebuah tradisi yang sangat baik untuk dilakukan untuk menenangkan diri, adalah tradisi mokuso yakni sebuah tradisi yang dilakukan seorang karateka sebelum dan sesudah latihan, bertujuan melatih fokus dan membersihkan pikiran.
Pemenuhan Kebutuhan Gerak dan Peningkatan Derajat Kebugaran
Kebutuhan gerak anak wajib terpenuhi dengan baik, mengapa? Ketika anak bergerak secara teratur dan terpogram dengan baik tentunya akan berdampak pada kualitas fisiknya dan juga kebugaran jasmaninya. Berlatih karate secara teratur akan dapat meningkatkan kualitas gerak anak, derajat kebugaran jasmani anak, dan tentunya anak tidak akan merasa mudah lelah.
Nilai Pendidikan Karakter
Belajar beladiri perlu dibarengan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam beladiri tersebut. Jika tidak, tentunya hal ini akan sangat berbahaya. Seseorang yang memiliki ketrampilan beladiri, semakin tinggi tingkatannya seyogyanya akan semakin rendah ahti dan bijaksana dalam bersikap, karena ia akan sadar bahwasannya kaki dan tangannya adalah senjata yang berbahaya. Belajar karate, juga diimbangi dengan nilai-nilai ksatria seperti yang terkandung dalam sumpah karate, yakni : 1) Sanggup memelihara kepribadian, 2) Sanggup patuh pada kejujuran, 3) Sanggup mempertinggi prestasi, 4) Sanggup menjaga sopan santun, dan 5) Sanggup menguasai diri. Melalui sumpah karate, terdapat pendidikan karakter di dalamnya.
Tidak ada salahnya memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar karate. Hal ini menjadi langkah preventif yang tepat. Memiliki ketrampilan beladiri akan menambah kepercayaan diri, meningkatkan kebugaran jasmani, hingga pengelolaan emosi yang baik. Semoga bermanfaat! (prp)