Mohon tunggu...
Pram Mono
Pram Mono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sedang kuliah di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persis Solo, Riwayatmu Kini

9 November 2015   16:27 Diperbarui: 9 November 2015   18:47 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain 10 November  yang diperingati sebagai hari pahlawan, ada tanggal lain yang juga berhubungan dengan sejarah bangsa Indonesia. Tanggal itu adalah 8 November 1923, karena pada tanggal itu berdirilah klub sepak bola Pesis Solo. Persis Solo adalah salah satu klub yang melahirkan PSSI pada tahun 1930. Pada zaman colonial Belanda Persis Solo yang awalnya bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) adalah alat perjuangan para pemuda lewat olah raga. tahun 1928, di bawah kepemimpinan Soemokartiko, Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Solo, disingkat Persis.

Pada era awal perserikatan Persis Solo ditakuti tim-tim lain. Tercatat tujuh kali Persis Solo menjadi juara liga yaitu tahun 1935, 1936 ,1939 , 1942 ,1943,  dan 1941. Namun setelah era peserikatan nama Pesis Solo tenggelam, bahkan ketika era Galatama, namanya kalah dengan Arseto Solo, klub semi professional yang dimiliki Sigid Harjoyudanto putra manatan Presiden Soeharto. Peris Solo waktu itu hanya mampu berbicara di level terendah liga peserikatan. Bahkan ketika era Liga Indonesia (pengabungan antara peserikatan dan Galatama) Persis Solo tetap tidak bisa menunjukan sebagai tim yang hebat. Mereka hanya bermain di divisi II satu tingkat diatas level amatir.

Baru pada tahun 2006 nama Persis Solo kembali terdengar setelah promosi ke divisi utama dan menjadi runner up setelah di final kalah dari Persebaya Surabaya. Akan tetapi nama Persis Solo hanya sebentar terdengar di divisi utama, setelah itu kembali tenggelam. Nama Persis Solo sempat menjadi pembicaraan lagi namun kali ini bukan soal prestasi melainkan persoalan gaji  pemain  yang telat dibayarkan. Akibat keterlambatan itu Diego Mendieta meninggal dunia akibat tidak mampu membiaya biaya perawatan sakitnya.

Kini diusia 92 tahun Persis Solo mencoba kembali bangkit. Sebagai klub yang tergolong tua di Indonesia. Persis Solo sebenarnya mempunyai potensi besar untuk menjadi klub professional. Salah satunya adalah Pasoepati (Pasukan Soeporter Solo Sejati). Tidak banyak supporter  klub sepak bola yang sefanatik Pasoepati, sejak zaman Arseto sampai Pelita Solo mereka selalu memerahkan stadion Manahan Solo. Bila mereka diklola dengan baik maka bisa menjadi asset bagi Persis Solo dalam hal pendanaan sebagai klub professional. Selain itu mereka juga punya stadion Manahan yang bersatus stadion internasional. Tidak banyak klub di Jawa Tengah yang memilik stadion bertaraf internasional. Maka dengan adanya stadion yang berkapasitas 35000 penonton ini harusnya Persis bisa berbicara banyak di liga Indonesia.

Memang dibutuhkan usaha keras,saling kerjasama dan komitmen yang kuat untuk bisa membuat Persis Solo kembali menjadi tim papan atas Indonesia. Apalagi kini tim sepak bola sudah tidak boleh lagi memakai dana APBD untuk mendanai dalam keikutsertaan di liga. Namun harapan itu tetap ada dengan penggelolaan yang professional buka mustahil nama Persis kembali terdengar. Sudah saatnya Laskar Samber Nyawa menyambar banyak piala di lemari klub. (pram)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun