Surabaya, 11 September 2025 - Saat ini, belajar tidak lagi terbatas dari teori di dalam kelas, tetapi juga dari pengalaman nyata yang mampu mengasah soft skill dan hard skill secara bersamaan. Salah satu jalan yang semakin diminati mahasiswa adalah dengan mengikuti program AIESEC Global Volunteer. Pada #EPStories kali ini, kita akan mengikuti kisah inspiratif Falikul Isbah, kerap dipanggil Falik, seorang mahasiswa jurusan Arsitektur di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tak hanya itu, Falik juga menjabat sebagai Vice President of Brand Marketing AIESEC Surabaya 2025, yang akan berbagi cerita berharganya sebagai sukarelawan di Kathmandu, Nepal.
Sebagai mahasiswa Arsitektur, Falik sangat tertarik dengan budaya dan bangunan bersejarah Nepal yang masih terjaga dengan baik. Ketertarikan ini sekaligus memotivasinya untuk mengikuti program Global Volunteer, karena ia ingin mendapatkan pengalaman internasional yang berharga sekaligus memberikan kontribusi nyata melalui kegiatan volunteering. Falik memulai perjalanan Global Volunteernya pada tanggal 13 Juli hingga 24 Agustus 2025. Kathmandu, ibu kota Nepal, menjadi lokasi di mana ia terlibat langsung dalam sebuah proyek bernama Fingerprint, yang berfokus pada pengajaran arts & crafts kepada anak-anak sekolah untuk mengembangkan kreativitas mereka. Melihat anak-anak yang mudah bosan, Falik juga mengemas materi pembelajaran sains dan matematika dengan cara yang menyenangkan agar tetap dapat menarik perhatian dan semangat belajar mereka.
Tak hanya berhenti di sana, ia juga menghabiskan waktu untuk menjelajahi keindahan alam Nepal, mulai dari mendaki dan menyaksikan deretan pegunungan Himalaya, mengunjungi air terjun, hingga menyeberangi jembatan gantung. Falik juga mencoba berbagai makanan khas Nepal.
Tinggal bersama di asrama sekolah, Falik merasa seperti mempunyai keluarga baru. Ia menjadi lebih dekat dengan ibu kantin, satpam, dan anak-anak yang sering bermain karambol atau catur bersamanya setelah kelas. Selain itu, Falik juga belajar banyak mengenai budaya Nepal dengan mengunjungi kuil, museum, dan bahkan bertemu langsung dengan Kumari, sang "living goddess" yang legendaris. Bersama teman-teman volunteer dan penduduk lokal, Falik sering menghabiskan waktu dengan kegiatan seru seperti memasak dan bermain bersama.
Namun, tidak semua orang di Nepal bisa berbahasa Inggris, yang menjadi salah satu tantangan selama Falik berada di Nepal. Falik bahkan mempelajari angka Nepal agar bisa memahami informasi penting seperti plat nomor kendaraan saat menggunakan ojek online. Selain itu, sebagai sukarelawan pengajar, Falik harus terus berkreasi menciptakan materi pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Namun, semua usaha itu terbayarkan dengan kebahagiaan saat melihat anak-anak antusias mengikuti pelajaran, mampu beradaptasi dengan budaya baru, dan menjalin pertemanan dari berbagai negara.
"Kalau kalian lagi cari pengalaman yang bisa bikin kalian tumbuh, explore hal-hal baru, dan kasih dampak nyata, Global Volunteer adalah jawabannya. Buat aku, GV bukan cuma tentang pergi ke luar negeri, tapi tentang keluar dari zona nyaman, ketemu orang-orang hebat, dan melihat dunia dari perspektif yang benar-benar berbeda. Percaya kalo pengalaman ini akan jadi salah satu perjalanan paling berharga dalam hidup kalian. So, don't just think about it, go for it, take the step!" - Falikul Isbah
Dengan kisah nyata seperti Falik, AIESEC membuktikan diri sebagai ruang yang membuka banyak peluang bagi mahasiswa untuk menjalani pembelajaran hidup yang tak ternilai dan menjadi agen perubahan di dunia. Jika kamu ingin tahu lebih banyak mengenai kesempatan seperti ini, kunjungi https://aiesec.org/, Instagram official @aiesecsurabaya.
Create a positive impact to your surroundings with AIESEC! Â (Celine Finia)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI