Mohon tunggu...
Prabu Bathara Kresno
Prabu Bathara Kresno Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Konsultasi dan Bantuan Hukum

Dalam Asa, Rasa, Cipta, Karsa dan Karya Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lain Sisi: Lahirnya Kembali Sang Garuda

22 Januari 2018   01:08 Diperbarui: 22 Januari 2018   01:16 1714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Garuda (sumber: twistedsifter.com)

Jakarta (22/1/2018) -- Hampir dua pertiga abad Sang Garuda terbang mengitari ujung timur ke ujung barat dengan gagahnya diwilayah Nusantara. Melayang tinggi menempuh angkasa dengan kepakan sayap yang sangat lebar, dengan paruh yang sangat kuat dan tajam, dengan cengkraman cakar yang kuat, dengan penglihatan yang sangat tajam dan mampu menyambar cepat mencengkram sasaran.

Perjalanan hidup Sang Garuda yang kuat, berani, kokoh itupun tak lepas dari proses transformasi kehidupannya sejak kecil. Banyak ujian berat yang harus dihadapinya.

Saat bertelur induk Sang Garuda akan menaruhnya disarang yang tinggi diatas pohon atau di bebatuan tebing bukit yang tinggi. Saat menetas induk Sang Garuda akan memulai mengajarinya untuk terbang. Sang Garuda pun akan didorong untuk keluar dari sarang dan belajar terbang.
Pada saat itu bila induk merasa anaknya Sang Garuda belum berhasil terbang dan akan membentur tebing atau tanah, maka induk Sang Garuda akan cepat menyambarnya, sehingga tidak sampai terluka. Begitu seterusnya sampai Sang Garuda mampu terbang sendiri tanpa bantuan induknya.

Walaupun induk Sang Garuda adalah raja penjelajah alam raya, dia tidak serta merta mewariskan bakatnya kepada Sang Garuda, semua tergantung dari Sang Garuda sendiri untuk mencontoh perilaku terbang induknya dan melatih sayapnya di angkasa.

Sang Garuda adalah burung yang paling panjang usianya, karena dapat mencapai umur hingga 70 tahun. Namun, untuk mencapai umur tersebut adalah pilihan bagi Sang Garuda.

apakah dia hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Karena saat Sang Garuda mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia HARUS melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan.

Pada saat inilah Sang Garuda harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh Sang Garuda sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan sulit untuk makan. Cakar-cakarnya pun sudah tidak tajam. Bulu pada sayapnya juga sudah sangat tebal sehingga ia sangat sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila Garuda memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencapai pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut.

Lalu, dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul. Dengan paruhnya yang baru, ia akan mencabut kukunya satu-persatu dan menunggu hingga kuku-kuku baru yang lebih tajam tumbuh. Ketika kuku-kuku tersebut tumbuh, ia akan mencabut bulu sayapnya sehingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Saat semua itu telah dilewati, Sang Garuda itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya.

Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh Sang Garuda selama kurang lebih setengah tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun