Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alat Infus yang Baru Itu Ada Bedanya, Dok

1 Januari 2017   16:56 Diperbarui: 1 Januari 2017   17:09 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasien diinfus (dokumentasi pribadi)

"Pasien diare ini sudah tidak mencret sering lagi, makannya sudah banyak, infusannya terlepas, apakah harus dipasang lagi, Dok?" Tanya Perawat pendamping pemeriksaan.

"Ibu sudah segar? Makan dan minumnya banyak?" Tanya Saya dan Pasien usia 50-an tahun itu mengangguk.

Lalu Saya perbolehkan infusnya dilepas, padahal baru dua hari dan pasien klinisnya membaik. Saya bandingkan ketika baru masuk, tangan dan kakinya dingin, tekanan darahnya 70/ palpasi, tegangan kulit perutnya kendur.

"Syukurlah, Dok. Karena alat infus yang sekarang ini mudah lepas dan terkadang bagian mengatur tetesannya sering tidak pas. Kita atur 10 tetes, dia macet, diatur 30 tetes dia sering mengocor sendiri."Katanya.

Memang sejak BPJS, alat kesehatan pun diupayakan efisiensi. Alat mahal yang selama ini dipakai diganti dengan yang lebih murah dengan cara diuji coba dahulu, kalau bagus dipakai, jika tidak bagus ditunda pakai.

"Katanya saat uji coba, cukup bagus.."Tanya Saya penasaran.

"Itulah, Dok. Waktu kita dikasih contoh untuk uji coba, keluhan tidak ada. Waktu dipakai yang dibeli benaran, kenapa banyak keluhan perawat ya? Apa mungkin alat untuk uji coba dan yang untuk dijual kualitasnya berbeda?"Tanya si Kepala Ruangan.

Maka, saya usulkan semua kepala ruangan melaporkan hal itu ke Direktur Keperawatan dilengkapi data-data berapa kali seminggu atau sebulan terjadi alat tidak berfungsi dan terpaksa diganti.

Ya, kalau alatnya lebih murah 30 persen, tetapi harus diganti 3 sampai 4 kali lebih banyak dari alat yang mahal, namanya juga pemborosan.

"Alat kesehatan yang biasa, yang agak mahal tetap masih bisa dipakai kalau memang pasiennya kritis, infusnya bakal lama, tetesannya harus tepat, jadi tidak kaku semua harus pakai yang murah."Kata Suster Direktur Keperawatan.

Nah, murah dan efisiensi bisa berjalan seiring, tetapi bisa juga tidak. Kalau harga alat dan obat murah, tetapi mutunya jelek, bisa jadi menjadikan biaya lebih tinggi kalau hasilnya seperempat atau seperlima dari yang lebih mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun