Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aku Ingin Menulis "Sekenthir" Dulu Lagi...

24 Juli 2020   00:37 Diperbarui: 24 Juli 2020   00:26 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan cari kata "kenthir" di Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak atau katakanlah belum ada, itu bahasa Jawa yang artinya kurang lebih mendekati gila tetapi tidak gila yang mengarah ke lucu tetapi kadang "ngeselin" karena sering menabrak sopan santun yang baku demi mengekspresikan ide-ide tulisan atau cerita.

Kompasiana di tahun kedua, 22 Oktober 2010, terproklamirkanlah sebuah komunitas "nyeleneh" yang menamakan dirinya  Planet Kenthir (PK) yang diprakarsai oleh Kong Ragile, saya baru gabung Kompasiana sehari sesudahnya di 23 Oktober 2010 dan belum tahu menahu apa itu komunitas, apa itu "headline" apa itu "term and condition", saya hanya "upload" tulisan-tulisan lama saya di "facebook" dan "multiply" yang belakangan saya tahu itu dianggap plagiat walaupun dari karya sendiri di jejaring lainnya.

Lama kelamaan saya pun suka menulis humor dan fiksi yang agak ngeres yang mengundang beberapa anggota PK tertarik mengajak bergabung dan sayapun ikut, alasannya sederhana, saya belum tahu komunitas lain dan komunitas lain belum ada yang melirik saya. 

dokumentasi Planet Kenthir
dokumentasi Planet Kenthir
Disinilah saya tahu strategi anggota PK menaikan "rating" tulisan anggotanya dengan janjian posting tulisan di tengah malam sambil saling "vote" dan komentar supaya pagi-pagi hari di kisaran jam 6-7, maka tulisan anggota PK pasti bertengger di sisi kanan kompasiana karena banyak yang menyukai dan biasanya berlanjut ke banyaknya "view", apalagi kalau judulnya "syur" melonggarkan ikat pinggang dan menurunkan resleting setengah tiang.

Nominasi dan Pemenang Kompasianival Award 2012 (dok.pri.)
Nominasi dan Pemenang Kompasianival Award 2012 (dok.pri.)
Hasilnya luar biasa di tahun 2011-2012 tak terasa setahun saya bisa menulis 400-500-an artikel dalam setahun dan di Kompasianival 2012 banyak anggota PK ternominasi di Kompasiana Award, termasuk saya, Kong Ragile dan Tante Paku.

Yang membuat semangat menulis adalah kita bisa "membully" teman sesama PK dengan tulisan humor, fiksi tentu saja dengan minta ijin atau setengah ijin atau malah tak berijin, tetapi si teman tidak boleh tersinggung kalau namanya dipakai di tulisan tersebut. Nah, hampir semua yang rada "sableng" menjadi kreatif dengan kesepakatan ini yang membuat kita keasyikan sendiri padahal banyak pihak yang gerah dan melaporkan beberapa tulisan nyeleneh yang akhirnya dihapus admin Kompasiana kalau sudah terlalu vulgar. Ini biasanya tulisan Herry FK atau Mak Erot Nunik dan beberapa orang lagi.

Bahkan mereka-mereka inilah yang menyemangati saya membuat buku, kumpulan tulisan kesehatan saya di Kompasiana, tahun 2012,2013 dan 2014, saat itu masih mudah mencari sponsor untuk mencetak buku.

Kejayaan tulisan anggota PK sempat berkurang di pertengahan 2014 ketika pilpres saat itu membuat kita terbagi dua kubu, walau ada yang berusaha membuat suasana kembali netral, tetapi apa daya, kita masing-masing mulai menulis politik dan berpihak, jadi kesepakatan awal saling "vote" dan komentar serta membagi tulisan teman ke media sosial masing-masing susah dilakukan kalau isi tulisannya berseberangan dengan yang lainnya.

Dokumentasi Babe Helmi
Dokumentasi Babe Helmi
Di Kompasianival 2015, saat ada "stand" komunitas, PK sempat masih buat kehebohan tetapi saya hadir hanya malam hari dan di 2016-2019, PK tidak ikutan buat "stand" komunitas lagi karena memang tidak disediakan atau memang kurang koordinasi, entahlah. Namun ketiadaan "stand" ini cukup membuat lonceng bubar sekolah tersendiri bagi PK.

Saya sulit menulis kenthir lagi saat ini karena memang harus jaga "image",  sebagai profesional di bidang medis yang kebetulan pernah menang di kategori "spesific interest", berat rasanya harus menulis "sekenthir" dahulu lagi, apalagi tidak ada teman di Kompasiana saat ini yang dengan rela namanya saya pakai untuk membuat kisah-kisah lucu (menurut saya) yang nantinya dia akan balas buat cerita lain atas nama saya dan lanjut saya balas lagi. Apalagi saat kondisi pandemi seperti ini yang suasananya melulu prihatin, membuat kisah yang "Kenthir" seolah orang yang tidak punya "sense of crisis".

Tetapi suka atau tidak suka saya harus akui pengalaman gila-gilaan, vulgar-vulgaran menulis dalam Planet Kenthir di awal keikutsertaan saya di Kompasiana telah membuat saya lebih kreatif menulis, lebih banyak teman dan banyak "follower" di Kompasiana dan itu "amazing" sekali bagi saya yang tinggalnya di Palembang, bukan di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun