Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kalau ke Kondangan, Obat Pelancar Kencingnya Tidak Saya Makan, Dok

21 Desember 2019   05:17 Diperbarui: 21 Desember 2019   05:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
water closet (dok.pri.)

"Obatnya sudah habis semua, Pak?" Tanya saya kepada Pasien usia 50 tahunan yang punya sakit gagal jantung yang pernah dirawat karena sesak napas hebat beberapa bulan yang lalu.

Saat itu tekanan darahnya tinggi 170/110 mmHg, suara katub jantungnya ada bising murmur dan pecah serta suara napas paru-parunya ada gemerisik ronkhi basah. Perutnya ada banyak cairan bebas dan kakinya bengkak, berat badannya saat itu 80-an kilogram. 

Setelah dikasih pelancar kencing dosis maksimal 4 hari maka berat badannya menyusut sampai 70-an kilogram, sesaknya berkurang dan bising di jantung serta paru-parunya hilang. Selain itu obat digitalisasi jantung, pengencer darah, obat anti hipertensi dan obat penenang juga mempercepat dia perbaikan.

Setelah rutin berobat, si Pasien sudah stabil dan diberikan obat sebulan sekali sesuai jatah BPJS tetapi anehnya obat pelancar kencingnya sering tidak habis saat kontol selalu bersisa 2-4 buah.

"Saya rutin makan obat,Dok. Kecuali obat pelancar kencing Furo**mid* itu, Dok. Kalau sedang ada kondangan, pertemuan atau acara ramai-ramai yang waktunya lebih 2 jam, obat itu tidak aku makan. Repot kalau harus setengah jam sekali ke kamar mandi di pesta orang, jadi mengganggu acara atau menghabiskan air tuan rumah." Katanya.

"Wah, pintar Bapak ini. Saya malah tidak terpikir mengajari yang seperti itu. Memang seharusnya Pasien yang stabil tahu apa saja guna obatnya dan sewaktu-waktu bisa menyesuaikan makan obatnya menurut situasi dan kondisi."Jawab Saya.

Sekilas Pasien ini seolah melanggar aturan minum obat pelancar kencing yang "wajib" satu kali sehari dimakan saat pagi hari tetapi ketika dia sudah dalam kondisi relatif stabil sementara kontrol ke dokter hanya dijatah sebulan sekali maka penyesuaian-penyesuaian secara mandiri dapat dilakukan si Pasien. 

Untuk itu pengetahuan fungsi obat dan efek sampingnya serta nomor telepon kita yang dapat dihubungi kalau ada yang harus ditanyakan sebaiknya diberikan saat kontrol karena semua pasien berpenyakit kronis itu sudah "teken kontrak seumur hidup" memakan obatnya.

Saya pribadi senang dengan pasien yang bijak dalam makan obat dan tahu kapan harus melakukan modifikasi makan obatnya dengan syarat dia sudah stabil dan dia tahu kapan harus bertanya kepada kita diluar jadwal kontrol. 

Dan terkadang pasien-pasien seperti ini mengajari dokternya secara tidak langsung bahwa aturan minum obat itu tidak "100% wajib" begini dan begitu tetapi di saat-saat tertentu perlu penyesuaian bila si pasien perlu bersosialisasi atau perlu "libur efek sampingan obat" sejenak karena kondangan.

dokumentasi KOMPAL
dokumentasi KOMPAL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun