Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

"Closing" Kyai Ma'ruf di Debat Pilpres Ketiga Mantap Betul

18 Maret 2019   04:24 Diperbarui: 18 Maret 2019   04:33 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: screenshoot dari youtube

"Joke" yang berkembang saat ini di dunia "entertainment" adalah : si artis "L" sudah "prospek" bertahun-tahun, eh, yang "closing" malah artis "S" yang baru kenalan beberapa bulan. Ibaratnya itulah perdebatan cawapres yang semalam terjadi 17 Maret 2019 antara Kyai Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Intinya di luar "ekpektasi".

Tadinya saya pikir pak Kyai cukup bertahan bak kesebelasan sepak bola dari negara peringkat 100-an FIFA menghadapi kesebelasan Brazil atau Prancis yang memiliki "striker-striker" haus gol, dengan strategi "parkir bus", dimana ke 11 pemainnya berkumpul di dekat gawangnya sendiri. 

Tetapi yang terjadi di debat semalam adalah keberanian pimpinan Majelis Ulamah Indonesia itu melontarkan ide-ide yang kreatif, misalnya suatu saat mungkin tidak perlu kartu lagi, hanya perlu pakai "handpone", membuat istilah "tol langit" dengan adanya satelit palapa terbaru, mengoreksi prinsip pencegahan "stunting" bayi yang justru dimulai saat ibu hamil dan yang terpenting adalah "closing statementnya" yang menyarankan jangan percaya "hoax". Kalau ada berita dari orang fasik, maka anda harus mengujinya, itu katanya.

Sandiaga Uno juga cukup bagus melemparkan ide-idenya tentang "Oke-Oce" yang di Jakarta "katanya" berhasil, seperti kemampuannya berwira usaha yang sanggup memberikan lapangan kerja ke ribuan orang, intinya Sandi ingin membuat negeri ini dikelola sebagaimana dia mengembangkan usahanya selama ini, ide yang bagus, namun apakah dia selama memimpin Jakarta sudah memulainya, yang berhak menilai ya hanya DPRD DKI Jakarta, melalui laporan pertanggungjawaban tahunan.

Intinya, saya memprediksi debat kali ini, pihak 02 dapat saja menang 10-0, 5-1 atau 7-2, tetapi "perlawanan" pak Kyai yang tidak terduga membuat saya malah berpikir ini debat dapat saja seri atau malah pak Kyai menang tipis, karena idenya tidak kalah canggih dengan ide Sandi.

Penjelasan Kyai Ma'ruf Amin memakai dalil-dalil, prinsip-prinsip serta ayat-ayat suci yang mendukung program kerja yang akan dilaksanakan beliau bersama Jokowi menjadi nilai tambah tersendiri, karena itulah kewenangannya selama di MUI, mengkaji hukum, isu-isu tertentu yang terjadi di masyarakat, serta mengeluarkan fatwah menyikapi hal-hal tersebut.

Yang paling berkesan, beliau mengakui usianya tidak muda, tetapi memang yang dia kerjakan nantinya adalah untuk anak-cucunya, generasi berikutnya di bangsa ini dan bukan untuk kepentingannya pribadi. 

Terakhir, kesanggupan beliau berdebat lama di panggung, menunjukkan kesehatannya cukup prima untuk kakek usia 70-an. Oh, ya. Mahathir Mohammad di Malaysia pun juga usianya sudah 93 tahun, namun masih sehat,kan? Tetap sehat ya, pak Kyai, 5 tahun ke depan Indonesia membutuhkanmu.

sumber: dokumentasi kompal
sumber: dokumentasi kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun