Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anakku Sudah Menangis Semua, Membaca Hasil USG Ada Hipertrofi-nya Dok

21 Desember 2018   11:44 Diperbarui: 21 Desember 2018   16:23 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hipertrofi prostat (dok.pri)

"Kenapa menangis anak-anaknya, pak?" Tanya saya pada pasien laki-laki usia 50-an tahun akhir yang berobat minggu lalu dengan keluhan nyeri di perut bawah dan buang air kecilnya berbuih, terkadang ada seperti darah.

Diberi rujukan oleh puskesmas dengan batu ginjal dan otomatis memerlukan pemeriksaan penunjang USG saluran kemih dari ginjal ke saluran kencing uretra di alat kelamin pria.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda infeksi dan memerlukan antibiotik, serta hasil USG (ultrasonografi, pemeriksaan organ dalam perut dengan alat yang memantulkan gelombang suara) didapatkan pembengkakan prostat seukuran hampir 30 centimeter kubik.

"Ini hasilnya ada kata-kata hipertrofi, dok. Kata tetangga itu mirip kanker yang harus dioperasi dan kemoterapi." Kata si pasien sedih.

"Oh, tidak, pak. Gambarannya bukan kanker, ini pembengkakan jinak, karena faktor usia saja. Cukup makan obat antiprostat sebulan sekali, nanti sulit kencingnya berkurang dan infeksi saluran kemihnya hilang. Obat prostat ada kok di BPJS kesehatan." Kata saya.

Jenis pembengkakan prostat jinak ini tidak perlu operasi kalau belum "buntu" sama sekali saluran kencingnya. Cukup obat-obat yang "melemaskan" otot prostat dimakan untuk membuat keluhan pasien berkurang.

Kalau di perjalanan waktu akhirnya perlu operasipun, maka biayanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan kelasnya.

Prinsip "BPJS Kesehatan Melayani,Sepenuh Hati Mengabdi untuk Negeri" sangat terasa untuk masyarakat menengah kebawah yang selama ini baru berobat kalau kondisi sangat parah karena kesulitan biaya. Penyakit kronis, penyakit yang perlu operasi atau kemoterapi dan cuci darah selama ini menjadi momok yang membuat keluarga besar menjadi "berantakan" akibat biaya berobat yang daoat saja diatas 1 juta perbulan.

Dengan prinsip saling bantu, bergotong royong dimana yang sehat dan berpunya rela menolong orang lain yang sakit sambil berharap dia dan keluarganya tetap sehat, maka beban si sakit dapat dibagi sama-sama oleh seluruh komunitas peserta BPJS Kesehatan yang sudah 206 juta orang itu.

Jadi, jangan berpikir BPJS Kesehatan berguna hanya saat sakit, tetapi di saat sehatpun bermanfaat membantu sesama.

 Jangan lupa ada "waktu tunggu" setelah membuat kartu peserta BPJS Kesehatan. Kalau mengalami sakit parah baru membuat, maka kartunya hanya dapat dipakai dua minggu sampai satu bulan kemudian. Apakah si penyakit dapat menunggu sampai satu bulan? Jangan-jangan ketika kartu aktif, semua sudah terlambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun