Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Meski Merasa Aman, Saya Lebih Senang Tidak Ada Pistol di Gereja

20 Mei 2018   22:30 Diperbarui: 21 Mei 2018   17:38 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim anti teror (dok pri)

Hari ini, 20 Mei 2018, di gereja kami HKBP Palembang jalan Mayor Ruslan, ibadah berlangsung tertib dan aman tanpa gangguan. Ada 6 orang aparat keamanan berpakaian hitam-hitam dengan senjata otomatisnya siap tembak siaga di halaman gereja mengawasi gerak-gerik semua orang yang masuk atau keluar gereja.

Semua mobil yang masuk diminta membuka kaca jendelanya untuk melihat apakah wajahnya dikenali atau tidak dan memang disarankan jemaat tidak membawa tas besar atau ransel ke gereja untuk menghindari penggeledahan.

Memang ada isu mengatakan, dua gereja terbesar di Palembang yang kebetulan bersebelahan, yaitu Gereja Katholik Santo Yosef dan gereja kami HKBP untuk protestan sedang diincar. Untuk itu kami pun mendapat penjagaan dari kepolisian dan dari TNI, karena ada pula yang berseragam tentara terlihat berjaga-jaga.

Jauh dari lubuk hati yang paling dalam, saya sebenarnya lebih berharap negeri ini aman dan damai tanpa ada ancaman terorisme dari pihak manapun sehingga senapan otomatis yang siap tembak itu tidak perlu masuk ke gereja.  Bayangkan, kalau ada teroris menyamar dan berhasil merebut senjata tersebut, saya tidak dapat membayangkan apa yang terjadi. Belum lagi (amit-amit), kalau pak polisi yang memegang pistol misalnya terpeleset karena ada lantai licin dan pelatuk serta pengaman pistol tertekan dan meletuslah peluru-pelurunya.

Namun memang di situasi seperti ini sementara harus maklum, yang dihadapi adalah aksi teror yang sudah sangat nekad, yaitu mengajak perempuan dan anak-anak sebagai "pengantin", kesigapan untuk tembak di tempat pelaku perlu dilakukan, untuk menghindari korban yang lebih banyak.

Mudah-mudahan bulan depan semua kembali aman dan "terduga-terduga" teroris di Indonesia dapat dipetakan dan pergerakannya dipersempit, atau kalau mereka mau berjuang ke luar negeri untuk melawan negara yang dianggapnya semena-mena, relakan sajalah, tetapi kalau pulang, harus ikut program deradikalisasi dahulu.

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun