Kita mungkin mengenal politik adu domba yang dipakai Belanda saat jaman penjajahan dan sukses menguasai semua daerah Hindia Belanda. Disusul mungkin politik ethis saat pemerintah Hindia Belanda yang sama ingin memberikan semacam rasa terima kasih kepada daerah jajahannya dengan membantu pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Atau akhir-akhir ini ada istilah politik identitas, dimana satu kelompok identitas tertentu memperkuat persatuannya dan mulai ingin lebih berperan, lebih diberi tempat karena jumlahnya ternyata banyak dan selama ini tercerai berai.
Namun di sebuah pertandingan olahraga dengan piala berharga total hadiah kurang lebih 7 milyar kita dapat melihat beberapa bentuk politik yang unik, antara lain:
1. Politik "playing victim". Ini suatu kondisi dimana seseorang tokoh politik berada dalam posisi dilecehkan, direndahkan atau dirugikan oleh tokoh politik lain atau suatu kelompok yang lebih tinggi kedudukannya. Berita tentang menderitanya si Tokoh ini karena ulah si Peleceh bisa saja disebar oleh dirinya sendiri atau simpatisannya. Tujuannya sekaligus dua, meninggikan "rating" si "Drama Queen" dan menurunkan "pulsa" si Senior.
2. Politik "pasang badan" adalah kondisi dimana tokoh politik yang masih Junior menyatakan dirinyalah bersalah atas terjadinya pelecehan atau penghinaan terhadap si Korban. Tujuannya adalah supaya Senior si Junior relatif aman dan efek "viral" dari "playing victim" si "Drama Queen" langsung cepat hilang dan menjadi netral.
Si Junior bisa saja kena hukuman administrasi, hukuman denda, hukuman kurungan beberapa bulan tanpa harus menjalaninya karena statusnya ringan atau malah tidak ada hukuman apa-apa karena memang kejadian di pertandingan olah raga itu tidak ada delik hukumnya.
3. Politik "win-win solution" ini merupakan kelanjutan dari point 1 dan 2, kalau efek "playing victim" dan "pasang badan" sudah tidak "viral" lagi 2-3 hari ke depan. Si "Drama Queen" dan si Junior bisa bertemu di tugu Monas atau di tugu Proklamasi atau di panggung Taman Ismail Marzuki, lalu membuat acara salam-salaman dan berpelukan di depan media mainstream atau media citizen journalism,ini kesannya akan "so sweet banget, deh"..Dan keduanya pasti akan dikenang sebagai tokoh politik paling santun awal tahun ini.
Jadi, dalam sebuah pertandingan olah raga pun kita dapat belajar banyak ilmu politik, karena memang ini tahun politik dan politik itu tidak hanya kejam, tetapi politik itu juga sudah berolahraga.