Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rickettsia, Penyebab Ketiga Demam Akut yang Dirawat tapi Jarang Terdiagnosis

22 Oktober 2017   11:13 Diperbarui: 22 Oktober 2017   11:45 1708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penelitian AFIRE (dokumentasi pribadi )

Pada simposium 'Annual Tropical Diseases Meeting 2017' di Jakarta tanggal 21 sampai 22 Oktober 2017 di 'Plenary Lecture' Minggu pagi, pembicara Doktor Kie Chen seorang konsultan penyakit tropik infeksi dari RSCM,  menyampaikan hasil penelitian 'multy centre' di Indonesia tentang penyebab terbanyak demam akut yang perlu perawatan di rumah sakit. 

Doktor Kie Chen (dokumentasi pribadi )
Doktor Kie Chen (dokumentasi pribadi )
Ternyata penyebab tersering infeksi di masyarakat tetap demam berdarah,  lalu penyakit tifus,  keempat influensa,  lanjut bakteri lain. Yang menarik,  sejenis bakteri gram negatif bernama rickettsia,  yang gejalanya mirip tifus secara Imunologis terdeteksi (lihat tabel) ,  padahal diagnosis kerja ke arah sana tidak ada sama sekali. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ketika saya tanyakan pada beliau yang bertanggung jawab penelitian ini di RSCM, selain 7 rumah sakit di kota lain,  apakah obat doksisiklin yang menjadi pilihan pada penyakit ini dapat diberikan jika pasien demam akut tidak respon antibiotik lain sesudah 3 hari? Jawaban beliau sebaiknya jika gejalanya mirip tifus,  terapi antibiotik yang empiris seminggu dahulu.Kecuali gejalanya sangat berat bisa dikombinasikan. 

Ini perlu disampaikan,  karena penelitian yang berlangsung sejak 2013 ini masih dalam tahap analisa untuk beberapa variabel yang berkaitan dengan karakteristik pasien dan efek pengobatan. Lagipula untuk mendiagnosis pasti rickettsia di laboratorium masih mahal karena memakai 'PCR'.

Dilemanya,  karena ternyata kematian penyakit ini cukup tinggi yaitu 6 persen, sementara sering 'misdiagnosis'. Maka pencegahan tertularnya penyakit ini dengan kebersihan badan dan lingkungan,  karena bakteri ini dibawa kutu yang ada di tikus atau serangga yang sering di kotoran. 

Dari FB kompal
Dari FB kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun