Mohon tunggu...
Komang Sumertawan
Komang Sumertawan Mohon Tunggu... Dokter - Tentang Saya

Orang Bali yang merantau ke Bali, senang dengan berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan, saat ini berprofesi sebagai dokter Ayurveda, mencari rejeki di Ubud; senang dengan segala hal yang berkaitan dengan komputer dan teknologinya walaupun saat ini tidak begitu aktif karena padatnya aktivitas pekerjaan; senang dengan aktifitas dengan kamera, walaupun kameranya jarang dipakai.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Rokok Menjadi Kebutuhan Pokok

24 Agustus 2016   01:07 Diperbarui: 24 Agustus 2016   02:04 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terpaksa merokok dengan pensil karena harga rokok mahal

Mengikuti perkembangan informasi-informasi di tanah air melalui media online kadang-kadang bikin gemas saja. Mulai dari beritanya Koh Ahok, Bu De Risma, Pak de Jokowi, de el el...sampai pada kebutuhan pokok rakyat Indonesia, yaitu rokok. 

Mengikuti perkembangan berita mengenai wacana naiknya harga rokok jadi mengingatkan pada masa kecil saya. 

Saat itu, pada usia sekitar 10 tahun, pertama kalinya saya mencoba menghirup rokok. Jadi sudah menjadikebiasaan di masyarakat di kampung saya, saat melakukan berbagai gotong royong maka rokok pasti ikut gotong royong. Beberapa merek rokok akan hadir.

Pada masa itu rokok yang ada seperti gudang garam, surya, kristal, dan rokos gs (gulung sendiri maksudnya) serta rokok-rokok lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Jadi ketika itu ayah saya meminta bantuan buruh untuk "nandur" padi di sawah kami. Maka sudah pasti harus sedia rokok, karena buruhnya adalah bapak-bapak. 

Setelah acara tandur selesai, rokok sisa disimpan oleh ayah. Nah rokok sisa itulah yang saya coba. Iseng saya sulut satu batang rokok kristal. Saya sedot....dan ternyata rasanya pahit. Akhirnya rokok tersebut melayang ke irigasi di belakang rumah kami. Sejak saat itu sampai saat ini saya tidak pernah merokok. 

Bagi petani di tempat kami rokok adalah kebutuhan pokok kedua, karena membantu untuk menghangatkan tubuh setelah berendam di sawah atau kehujanan saat bekerja di ladang.

Tapi rokok juga adalah racun, seperti kita tahu lah itu adalah candu, misalnya salah seorang kakek saya, yang sebenarnya bukan seorang perokok, karena bergaul dengan petani lain yang perokok jadi ikut kecanduan rokok.

Kembali ke saat ini.

Membaca berita di kompas bahwa ada perokok yang sampai memborong rokok karena takut kehabisan stok saat harga rokok benar-benar naik, membuktikan bahwa rokok merupakan salah satu kebutuhan pokok. 

Saya yakin pengusaha rokok senang karena produknya menjadi salah satu kebutuhan pokok. Dengan dijual murah saja mereka sudah untung besar, apalagi dijual mahal, sudah pasti lebih besar untungnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun