Mohon tunggu...
Pocut Ghina Shabira
Pocut Ghina Shabira Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Traveler. Blogger. Bollywood Lover.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lika-Liku Anak Perantauan

11 Desember 2018   11:37 Diperbarui: 11 Desember 2018   20:19 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada begitu banyak generasi muda di negeri ini yang ingin merasakan jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi. Sejak masih di bangku sekolah, beberapa dari mereka sudah memiliki target sekolah mana yang akan mereka masuki. Berbagai cara juga mereka lakukan, seperti belajar, mencari link beasiswa, dan sebagainya. Bahkan terkadang ada yang sampai melakukan cara yang seharusnya tidak dilakukan.

Lika-liku seorang anak perantauan memang sangat banyak. Bercita-cita untuk mengadu nasib ke k0ta-kota besar di tanah air dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih ketika nanti kembali ke kampung halamannya.Tak jarang, ketika sang 'Dewi Fortuna' sedang berpihak pada mereka, peluang besar menghampiri hidupnya. Pundi-pundi rupiah pun mengalir begitu deras. Bila diperkirakan, mungkin sanggup untuk membantu sanak keluarga di kampung sana sembari juga memenuhi kebutuhan sehari-hari di kota.

Namun di sisi lain, ada segelintir orang yang nasibnya kurang beruntung. Dengan dunia yang semakin padat penduduk serta menyusutnya lapangan pekerjaan, membuat angka pengangguran di negeri ini semakin meningkat setiap tahunnya. Hal itu didasari dari banyaknya para penduduk desa yang bermigrasi ke kota, khususnya kaum muda. Alhasil, pengangguran tersebar dimana-mana. 

Bagi mereka yang telah mendapatkan pekerjaan maupun pendidikan setingkat perguruan tinggi di kota besar pun merasakan suka duka yang cukup banyak. Sulitnya mencari waktu untuk sekedar memberi kabar keluarga di kampung halaman yang paling sering dirasakan. Selain itu, padatnya aktivitas kerja maupun perkuliahan membuat mereka terkadang tidak bisa kembali ke desanya, terutama pada saat hari-hari besar. 

Tetapi ada satu hal indah yang selalu dinanti seorang anak yang sedang merantau. Rasa rindu kepada sanak famili dan kampung halaman selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya akan menjadi kenangan tersendiri ketika saatnya nanti mereka memiliki waktu untuk pulang ke rumahnya. Bertemu dengan Ayah, Ibu, Adik, Kakak, Paman, Bibi, Kakek, Nenek, dengan membawa kabar bahwa ia bahagia dan sehat wal'afiat. Sungguh, hal yang tidak akan pernah dirasakan oleh anak yang sedari lahir sudah tinggal di perkotaan.

Teruntuk kamu saudara-saudariku yang sedang merantau, tenanglah. Akan ada saatnya kita kembali ke kampung. Akan ada saatnya kita membagikan kebahagiaan yang kita rasakan di perkotaan ini bersama sanak saudara kita. Akan ada saatnya kita kembali dengan membawa rezeki lebih untuk membantu kehidupan dan kesejahteraan keluarga besar kita di kampung sana. Bersabarlah, karena hidup ini memang penuh ujian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun