Mohon tunggu...
pmmummtorongrejo
pmmummtorongrejo Mohon Tunggu... Mahasiswa - PMM UMM KELOMPOK 40

PMM UMM KELOMPOK 40 GELOMBANG 14

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

PMM UMM: Budidaya Bawang Merah di Desa Torongrejo bersama Mahasiswa PMM UMM Kelompok 40

2 Desember 2021   00:29 Diperbarui: 2 Desember 2021   00:34 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Desa Torongrejo merupakan salah satu desa yang berasal dari kota Batu yang mayoritas pekerjaan masyarakatnya yaitu petani sayur, desa Torongrejo ini memiliki kondisi geografis dataran tinggi sehingga sangat cocok untuk bertani sayur yang menjadi salah satu sumber utama mata pencarian oleh warga setempat. 

Umumnya warga pada desa Torongrejo ini menanam sayuran seperti kubis, sawi, bawang merah, bawang putih, jagung, dll. Kondisi geografis dan tanah yang ada di desa Torongrejo ini sangat cocok untuk ditanami sayuran-sayuran hijau karena udara yang sejuk.

Udara yang sejuk pada Desa Torongrejo ini mendukung para petani bawang merah ini untuk bercocok tanam karena tumbuhan semacam bawang merah ini memerlukan udara yang sejuk dan air yang cukup. 

Dimana air yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan dari bawang merah ini menggunakan air irigasi yang dialirkan dari sumber mata air sungai brantas yang mengalir dimana dari sungai tersebut dialirkan menuju seluruh sawah warga setempat melalui saluran-saluran air yang disediakan oleh pemerintah desa.

Pemanfaatan Saluran irigasi dari sungai brantas ini terkadang menjadi bahan rebutan karena sifatnya yang mengalir dari atas menuju kebawah sehingga menurut warga setempat air tersebut terkadang tersendat yang diakibatkan oleh penggunaan irigasi pada sawah yang lahannya berada pada bagian atas, yang baru kemudian aliran irigasi tersebut dapat dialirkan kembali menuju sawah-sawah warga lainnya yang posisinya berada dibawah. 

Maka dari itu petani di Desa Torongrejo ini harus saling menyadari akan aspek-aspek penunjang pertanian di desa sehingga sarana dan prasarana yang ada dapat dibagi rata antara petani satu dengan petani yang lainnya.

Selain itu, musim penghujan juga dapat memberikan dampak positif bagi para petani bawang karena musim penghujan dinilai dapat lebih efektif untuk menekan pertumbuhan hama dibandingkan dengan musim kemarau, biasanya pada musim kemarau hama akan mengalami peningkatan seperti banyaknya belatung yang berkembang biak didalam daun dari bawang merah itu sendiri sehingga dapat menyebabkan lubang-lubang pada daun dan menyebabkan daun dari bawang merah itu menguning, jika hal tersebut tidak segera dilakukan perawatan maka akan menjadi proses pembusukan kepada daun bawang pada bagian lainnya. Maka dari itu pada musim hujan hama pada bawang merah ini dapat menurun.

Berdasarkan paparan diatas terkait hama pada bawang merah maka diperlukan perawatan secara rutin terutama pada musim kemarau, sedangkan untuk musim penghujan biasanya hanya memerlukan pengecekan dan perawatan ringan setiap harinya untuk memastikan bahwa tanaman bawang merah mereka tidak terserang hama. 

Maka daripada itu mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang ini yang sedang melakukan Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) oleh kelompok 40 membantu masyarakat setempat terhadap proses budidaya bawang merah yang dilakukan selama 2 hari dimana pada hari pertama kelompok 40 melakukan survey lapangan terlebih dahulu dan hari kedua langsung turun ke lapangan untuk membantu masyarakat setempat yang sedang melakukan perawatan budidaya bawang merah.

Menurut warga desa Torongrejo ini dengan kondisi geografis desa tersebut biasanya bawang merah dapat dipanen dalam rentan waktu 60-70 hari yang kemduian dijual kepada para tengkulak atau pengepul bawang merah untuk dipasarkan baik dalam kota batu itu sendiri maupun diluar kota batu.

Selain itu petani bawang merah pada desa Torongrejo ini juga mengatakan bahwa sering mengambil bibit bawang merah pada daerah kota Nganjuk yang juga terkenal dengan budidaya bawangnya. Biasanya bawang merah dijual per kilonya rata-rata seharga 25 ribuan tergantung ukuran dan kualitas dari bawang itu sendiri. Biasanya ketika panen pengepul atau para tengkulak akan dating dan mengambil hasil dari panen bawang merah oleh warga desa Torongrejo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun