Mohon tunggu...
PMKRI Semarang
PMKRI Semarang Mohon Tunggu... Lainnya - organisasi mahasiswa

menulis berbagai kegiatan PMKRI Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polda Jateng Jangan Berbohong, Tak Ada Cooling System yang Mengapresiasi Kinerja Jokowi

10 Februari 2024   00:51 Diperbarui: 10 Februari 2024   01:03 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembacaan pernyataan sikap PMKRI Cabang Semarang bersama Mahasiswa Katolik Se-Kota Semarang

Merespon situasional sosial-politik lokal & nasional

POLDA JATENG JANGAN BERBOHONG, TAK ADA COOLING SYSTEM YANG MENGAPRESIASI KINERJA JOKOWI

Tanggapan pimpinan Kapolrestabes Semarang & Polda Jawa Tengah terkait Cooling system adalah hal yang keliru, kontekstual yang dibicarakan oleh Rektor Unika Soegijapranata, Semarang Jawa Tengah, "Ferdinandus Hindiarto mengonfirmasi telah dihubungi seseorang mengaku dari Polrestabes Semarang meminta dibuatkan video testimoni mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo", tak ada Cooling system yang memuja, mengapresiasi, bahkan mengemis untuk meminta pengakuan agar mengapresiasi kinerja Jokowi ditengah, sivitas akademika melucuti pernyataan sikap mengkritisi Jokowi.

Kapolrestabes Semarang & Polda Jawa Tengah, jangan "mencuci tangan" terkait oknum polisi yang melakukan tindakan yang tak sesuai dengan nilai TRI BRATA, pada poin 2 mengenai "menjunjung tinggi kebenaran keadilan & kemanusiaan" dalam menegakkan hukum negara kesatuan berdasarkan UUD 1945. Sebagaimana penolakan yang dilakukan oleh Rektor Unika Soegijapranata adalah untuk menegakkan kebenaran, menjujung tinggi etika, & nilai- nilai Universitas sesuai UUD 1945. Maka Polisi yang meminta rektor Unika Soegijapranata, Perlu dimintai keterangan terkait penerapan "menjujung tinggi kebenaran" dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, apakah benar melakukan penegakan kebenaran sesuai yang sebenarnya, atau malah menegakkan kebenaran sesuai yang bayar?

Meminta tokoh kampus/tokoh publik untuk mengapresiasi Jokowi ditengah gelombang kritikan yang menimpa dia adalah prilaku tercela, & ini masuk dalam bagian pembungkam kebenaran. Menegakkan kebenaran artinya mengatakan yang benar itu benar sesuai dengan faktanya. Faktanya, saat ini sivitas akademika muak dengan tingkah & kebijakan Jokowi menjelang pemilu 2024 dengan segala kepentingan,pemanfaatan kekuasaan, & kebohongan publik yang ia lakukan, sehingga tak heran bahwa sivitas akademika menyuarakan kebenaran dan keadilan, untuk merespon situasional saat ini. 


Menurut penuturan Rektor Unika Soegijapranata, bahwa oknum polisi juga mengirimkan beberapa testimoni atau contoh video terkait pemujaan rektor terhadap Jokowi perihal Pemilu damai & mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama 9 tahun terakhir. Setidaknya ada beberapa Rektor di Jawa Tengah, termaksud UNSOED & UNDIP yang juga mengikuti permintaan itu. Dari fenomena ini, bisa dilihat bahwa seruan pemilu damai yang muncul dari rektor yang Memuja Jkw bukanlah suatu hal yang murni, melainkan terkodinir rapih & matang, untuk kepentingan penguasa, memperbaiki citra dalam rangka pembusukan demokrasi.

Jokowi ingin membangun framing melalui kepolisian untuk memperbaiki citranya dengan membangun narasi penyeimbang. Salah satu caranya, mengemis kepada sivitas akademika melalui kepolisian setempat dengan meminta mengeluarkan pernyataan sikap, pembuatan video mengenai pemilu damai & memuja kinerja Jokowi. Hal ini adalah bagian dari pembusukan demokrasi yang dilakukan pada era Jokowi. Lembaga penegak hukum yang seharusnya tegak lurus dengan aturan justru dipakai untuk menjadi bagian dalam memuluskan jalan memperbaiki citra "kepentingan kelompok politik tertentu".

Adanya "kepentingan kelompok politik tertentu" karena kita ketahui, bahwa kontestasi pemilu 2024 ini tak netral sejak awal, kekuasaan Jokowi memiliki muatan kepentingan keluarga pada salah satu paslon tertentu, segala dugaan penggunaan alat negara untuk memuluskan keluarga Jokowi sudah banyak bermunculan & tak ada upaya untuk melakukan penindakan terkait segala dugaan tersebut.

Segala kegaduhan, gelombang kritikan, & demontrasi besar-besaran menjelang pemilu 2024, berasal dari tak sinkronnya perkataan dengan tindakan Jokowi dalam upaya membangun kredibilitas pemimpin, lembaga, & elemen pemerintahan yang netral & Pemilu 2024 yang jujur, adil, & bersih. Maka untuk memutuskan rantai kebusukan itu, kami meminta Jokowi untuk segera mengundurkan diri.

Dengan itu kami PMKRI Cabang Semarang bersama mahasiswa Katolik Se-Kota Semarang mengeluarkan pernyataan sikap sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun