Namun secepat arah angin sebuah peradaban, secepat itupula kita merasa jenuh di dalam jarak tempuh. Kita rindu untuk menyepi ke Sungai Kerit layaknya Elia. Bahkan terbuka kemungkinan untuk kita sendiri meletakan semuanya itu dalam pengalaman ketakjuban di Gunung Horeb, tempat di mana Elia menyelubungkan mukanya dan berjumpa dengan Yahweh.
Dan tidak berhenti disitu, pengalaman perjumpaan itu kemudian memberikan suatu definisi lanjut bagi apa yang kita sebut sebagai mistisisme, yakni kembali kepada peran kita yang semula agar janji Allah dapat selalu dipastikan dari waktu ke waktu, generasi ke generasi, dan peradaban ke peradaban.
Jika benar demikian, maka rasanya kita bisa membenarkan pengalaman Saulus dari Tarsus di Damsyik, atau empat pengalaman mistikal yang terjadi berturut-turut dari 1946-1947 oleh seorang gadis Albania Agnes Bojaxhiu (1910-1997) yang kini dihargai dunia dengan sebutan Theresia dari Calcuta.
Sumber Bacaan
Beauregard,Mario-Denyse O'Leary., 2009The Spiritual Brain, diterjemahkan oleh Lily Sutrisna, (Jakarta:Obor).
Ili.Rriez-re Augusta Curtiss-F. Homer Curtiss, 1936 The Mystic Life: An Introduction To PracticChristian Mysticism, (Washington: The Curtiss PhilosophicBook Co.)
J. Hauser,Alan-Russell Gregory., 1990 From Carmel to Horeb: Elijah in Crisis, (USA: Almond Press)
Underhill,E., 1912Mysticism, (New York: E. P, Dutton And Company).