Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Elia Si Mistikus!

11 Desember 2019   08:53 Diperbarui: 11 Desember 2019   08:57 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1912, Evelyn Underhill mempublikasikan bukunya yang berjudul Mysticism. Dalam buku tersebut, ia menulis bahwa, "sudah sejak dunia dijadikan, manusia memiliki dua cara fundamental yang dapat mengarahkannya menuju sesuatu yang tak kelihatan, way of magic dan way of mysticism"(E. Underhill, 1912, 83). Dua sikap ini kendati terarah kepada sesuatu yang tak kelihatan, namun masih dapat terbedakan, magic wants to get, but mysticism wants to give.

Dua arah ini, jika dijadikan untuk membaca kisah Elia, maka pikiran kita akan langsung diarahkan pada pengalaman Elia di gunung Karmel dan Horeb. Kedua-duanya adalah gunung di mana Elia dikuasai oleh Allah dalam dua sisi yang berbeda; Allah yang hadir penuh kuasa melalui api dan Allah yang seolah tak berdaya, 'hanya' lewat angin yang lembab.

Jika di Karmel Elia meminta Allah untuk menurunkan api melahab persembahannya dan dengan itu nabi-nabi Baal dipermalukan, di Horeb Elia pergi untuk mengaduh. Bahkan Elia hanya pergi untuk melaksanakan kehendak Allah.  Lantas apakah dengan itu, kita bisa beranggapan bahwa di Karmel, Elia bertindak sebagai Magician dan di Horeb, Ia bertindak sebagai mistikus?

Ada yang mengatakan tidak, karena kedua pengalaman akbar itu semata-mata hanyalah penegasan akan perannya sebagai Nabi Israel yang melaksanakan kehendak Yahweh. Namun pertanyaan lanjutannya adalah, jika memang Yahweh yang sama, mengapa harus melalui cara yang berbeda untuk menunjukkan kehadiran-Nya?

Inilah yang kemungkinan disebut sebagai mistisisme atau dalam kata bahasa Yunani Muo: menutupi. Artinya, entah melalui cara apapun, cara-cara tersebut tidak dapat didugai oleh manusia. Maka pertanyaan sesungguhnya adalah sikap apakah yang tepat berhadapan dengan misteri yang selalu tertutup dalam dirinya sendiri itu?

Ironi Horeb Gunung Allah 

Elia tiba di gunung Horeb dan bermukim di sebuah gua. Sabda Yahweh lalu datang kepadanya dan memberikan sebuah pertanyaan sederhana, "apa yang kau lakukan di sini Elia?" Menilik dalam narasi, pertanyaan Allah ini masuk akal, secara khusus kala kita telah mengetahui bahwa tidak ada indikasi langsung dari alasan Elia untuk melakukan perjalanan ke Horeb. Sebagaimana dalam ayat 4-8, Elia berupaya menarik diri dari ketakutan perburuan Izebel dan kematian yang sedikit lagi menggerogotinya.

Kita mengharapkan Elia memberikan jawaban yang menjelaskan maksud mulia perjalanannya ke gunung Horeb, sebuah tujuan yang punya ikatan dengan perannya sebagai nabi Yahweh. Sayangnya, jawaban yang diberikan Elia kepada Allah membuat kita shock, "sesungguhnya, aku telah bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbahmu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku".

Sekarang alasan perjalanan Elia ke Horeb menjadi jelas. Dia tidak datang ke Horeb untuk melaksanakan kehendak Yahweh, melainkan melarikan diri dari Izebel dan mencari belas kasih Yahweh (ay.4). Kendati malaikat telah memberi ia makan dua kali lipat, itu tidak mampu membuatnya berani dan membarui kepercayaannya kepada kuasa Tuhan sebagai Allah yang hidup. Bahkan ia kelihatannya sangat sedih sebagaimana dalam 19.3-4. Dia telah datang ke Horeb untuk meratapi keruntuhan altar Yahweh, pembunuhan nabi-nabi Yahweh, dan memohonkan agar dia luput dari kematian.

Dia katakan bahwa orang Israel telah meninggalkan perjanjian Tuhan. Hal tersebut sangat mirip dengan tugas Elia melawan Israel dalam 19:12, setelah Tuhan menurunkan api dan melahap habis semua persembahan, dan orang-orangpun segera menundukan muka dan mengatakan "Yahweh, Dia adalah Allah". Demikianlah tugas nabi Israel, yakni memanggil Israel kembali kepada relasi perjanjian dengan Yahweh.

Yang menarik adalah jika sebelumnya Allah menunjukkan begitu banyak tanda kuasa kepada Elia; mulai dari burung gagak yang memberinya makan roti daging dan air di tepi sungai Kerit, kisahnya bersama janda dari Sarfat, peristiwa di gunung Karmel kala api melahap seluruh persembahannya dan menjadikannya makin percaya diri membunuh 450 nabi Baal; dalam kisah di Horeb Allah justru bertindak sebaliknya (diringkas dari Alan J. Hauser-Russell Gregory:1990,56-89).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun