Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Pencegahan Corona, Berdiam (Tidak) Harus Diam?

26 Maret 2020   14:35 Diperbarui: 26 Maret 2020   14:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cegah Penyebaran Corona. Foto dok. SHUTTERSTOCK via Kompas

Berdiam tak harus mematung atau memasung diri. Dengan berdiam berarti ada kesempatan untuk berkegiatan (tidak harus berdiam) walau tak harus keluar rumah dengan kondisi saat ini (pencegahan agar Corona tak mendera).

#DirumahAja, #dirumahaja atau #kerjadirumah atau banyak lagi # (tahar/Hashtag) yang lainnya kini sedang ramai-ramanya. Satu tujuannya adalah salah satu upaya untuk pencegahan atau terhindar dari Virus Corona (Covid-19).

Ya, anjuran untuk semua agar berdiam diri di rumah, kerja di rumah dan menghindar kontak langsung tak lantas pula membuat kita diam. Diam dalam arti kata mungkin banyak jenisnya seperti diam tidak bersuara, diam tidak bergerak atau mungkin ada lagi arti lainnya.

Berdiam tidak harus diam, lebih kepada kita bagaimana kita tetap menjalankan sebisa kita yang bisa kita lakukan. Seperti misalnya mengisi waktu luang untuk keluarga bagi yang sudah berkeluarga (quality time), berkebun di pekarangan rumah atau menulis, membaca dan menyelesaikan pekerjaan rutin yang kita kerjakan atau mungkin bagi yang hobi berolah raga. Dan masih banyak lagi kegiatan lainnya mestinya. Toh kini semua serba digital.

Berdiam tak harus diam, ya harus ada aktivitas, ada kegiatan. Jika tidak beraktivitas bisa dikatakan tidak melakukan apa-apa. Berdiam di rumah harus ada aktivitas yang setidaknya membuat kita ada keluar keringat.  

Beraktivitas berarti pula membuat kita tetap menjaga kebugaran, yang diimbangi pula dengan setidaknya air hangat setiap pagi setelah bangun pagi atau bangun siang sedikit tidak apa-apa. Bila ada air hangat jahe lebih baik lagi untuk pelega tenggorokan yang mungkin terpengaruh karena berdagang eh salah bergadang. Tetapi intinya untuk jaga tubuh agar tidak mudah drop.

Tak harus diam. Jangan juga kita lalu lupa dengan lingkungan sekitar. Jangan pula lupa masak didapur, jangan pula lalu ketakutan yang semakin menjadi yang cenderung membuat kecemasan dan kerentanan tubuh. Ingat tetap sehat, toh itu kunci kata banyak orang dan setidaknya itu menjadi cara yang boleh dipakai ketika keadaan kita saat ini.

Tak harus diam lainnya pula adalah ketika kita boleh bersama-sama belajar dengan rambu-rambu yang telah ditentukan. Mengikuti arahan apa yang menjadi ketentuan/kesepakatan, tetapi jangan sampai jangan sampai menjadi pembangkang/pengkangan bagi diri dan orang lain.  

Beberapa contoh yang mungkin kini menjadi soal adalah ketika anak muda yang kurang mau mendengar apa yang telah ditentukan. Di suruh belajar di rrumah, eh malah keluyuran di cafe-cafe hingga membuat geram para aparat hingga menciduk. Lucunya lagi tak sedikit berkilah dan melawan. Nah mungkin inilah realita nyata  negeri +62 ini.

Yang harus diam adalah mulut dari kata-kata negatif dan mengumbar hoax yang tak penting. Karena tak sedikit hoax berseliweran.

Satu kata, kita memang dianjurkan untuk berdiam atau setidaknya menunda kegiatan-kegiatan pertemuan, diskusi, seminar dengan banyak orang secara langsung.  Beberapa instansi swasta, lembaga, yayasan atau bahkan kantor pemerintahandan perusahaan memberlakukan para pekerja/ karyawan untuk bekerja di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun