Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Motif Apa di Balik Perampokan Sadis Keluarga Dodi Triono di Pulomas?

28 Desember 2016   17:18 Diperbarui: 28 Desember 2016   17:39 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: http://www.tribunnews.com/)

Berita mencekam dipenghujung tahun 2016 datangnya dari Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, yang menewaskan enam orang tersebut mengingatkan kita akan peristiwa berdarah Salim Kancil yang bertahan menolak penambangan pasir di Lumajang. Semnetara peristiwa berdarah lainnya G 30/ S PKI hingga merenggut nyawa seorang bocah bernama Ade Irma Suryani Nasutiom. Hal ini menandakan bahwa kebiadaban warisan penjajah belum seluruhnya mampu dihapuskan. 

Sangat disesalkan harus jatuh korban, andai perlindungan terhadap masyarakat lebih optimal, khususnya program sistem keamanan lingkungan (SISKAMLING). Motif pelaku perampokan sadis pun menurut saya tidak jelas. Ketika kita membacaberita, menonton koran,kasus pembunuhan di Pulomas Utara, Selasa (27/12) berujung gamang alias bias. Timbul pertanyaan, apakah mengarah kepada persaingan bisnis? Entahlah hanya Tuhan dan pelaku yang tahu jawabannya.

Seperti dilansir tempo.co, Dodi Triono korban pembunuhan di Pulomas merupakan salah satu mitra kerja lama PPK-GBK. “Korban berencana mengembangkan sebagian area Gelora Bung Karno (GBK),”kata Dyah Kumala Sari, Rabu (28/12).

Lebih jauh Dyah mengatakan, “area yang akan dikembangkan tidak terkait pekerjaan renovasi Asian games 2018.” Katanya.

Sebagai manusia saya heran sendiri atas kekejian kian merajalela, penghujung tahun bukanlah halangan tetap marak terjadi, tidak hanya terpaku perampok saja, kriminal lain tak kalah bengal adalah begal, KDRT, pemerkosaan, pencurian, pungli, korupsi hingga memusingkan aparat. Siapa aktor intelektual dibalik tewasnya Dodi Triono (59) yang juga pengusaha properti tersebut.

Membaca sepenggal kisah pilu diatas, dendam persaingan bisnis kemungkinan besar terlibat, membuat seseorang nekat menghabisi satu keluarga terdiri 11 orang (6 tewas dan 5 orang selamat dari maut). Dodi bersama sepuluh orang lainnya disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi. karena kedua kakak beradik menjadi korban beserta teman kakaknya juga menjadi korban.

Satu keluarga menjadi korban perampokan. Enam korban tewas tersebut adalah Dodi Triyono, (59); Diona Arika Andra (16); Dianita Gemma Dzalfayla (9); Amel (10) merupakan teman korban; korban lain sopir Yanto dan Tasrok. Keenam korban itu tewas akibat kehabisan oksigen. Sementara lima korban yang masih hidup adalah Zanette Kalifa (13), Santi (22), Emi (41) dan dua asisten rumah tangga bernama Fitriani (23) dan Windy (23). Almarhum Dodi Triono, telah disemayamkan di TPU Tanah Kusir, Bintaro, Jakarta Selatan.

Hingga saat ini polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Selain melakukan olah TKP, polisi saat ini tengah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti. Keenam jenazah korban perampokan masih berada di dalam rumah. Tim forensik pun sudah ada di lokasi untuk olah tempat perkara (TKP). Terlihat anjing pelacak juga sudah dikerahkan untuk mencari informasi terkait perampokan.

Tragedi mencekam terjadi di sebuah rumah mewah berlantai dua No. 7A di Jalan Pulomas Utara merupakan pelajaran berharga bagi kita semua untuk ekstra hati-hati dalam bergaul, bukan berarti dilarang bergaul. Ini lebih menjaga sikap dan perbuatan kita yang membuat orang lain tersinggung berakibat fatal. Gara-gara dendam, manusia tega berbuat seperti binatang memicu viral kengerian dunia nyata, dunia maya terlebih akherat, sekaligus mengundang kutukan, kemarahan dari para netizen.

“Meski tak mudah dendam bukanlah jalan terbaik, memaafkan bukan berarti melupakan adalah obat terbaik menyembuhkan sakit hati”.

Semoga tidak terulang di tahun 2017. Amin......

Makassar, 28 Desember 2016

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun