Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mahasiswi Ditemukan Tewas Mengenaskan Bersimbah Darah

18 Januari 2017   14:43 Diperbarui: 18 Januari 2017   14:51 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: http://makassar.tribunnews.com)

Belum kering air mata menyaksikan berita kematian Arum dan Murniati mahasiswi tewas mengenaskan dari Jakarta. [Lagi] di bulan Januari 2017 ditemukan jasad seorang mahasiswi tewas bersimbah darah didepan pintu kamar mandi rumahnya di Perumahan Yusuf Bauti Kecamatan Sombaopu Gowa sekira pukul 17.00 wita, Senin (16/1). Mahasiswi na’as itu bernama Rafika Hasanuddin, (23) alumni Universitas Indonesia Timur (UIT).

Pemberitaan FAJARONLINECOM, korban terkesan tertutup dan kurang bersosialisasi dengan warga setempat. Sekitar tiga hari lalu (sekitar pukul 03.00 wita, red) sempat terdengar oleh tetangga suara kayak tumbukan berulang kali, Pernah terlihat ada laki-laki datang juga jarang bergaul sama tetangga. Sebelum tewas tidak terdengar suara jeritan korban, sehingga tetangga tidak menaruh rasa curiga. Diakui warga setempat bahwa sejak korban dikenal tertutup, tinggal dirumahnya satu tahun sendirian, korban jarang bergaul bersama tetangga.

Dilokasi kejadian, perempuan malang yang dikenal tertutup sama warga setempat itu terlentang didepan pintu kamar mandi rumahnya bersimbah darah dengan luka terbuka dibagian leher yang diduga dibunuh. Selain itu, dilantai ruang tamu rumahnya hingga pintu depan rumahnya terdapat bekas darah yang diduga bekas kaki pelaku.

Luar biasa mengerikan negeri ini, nyawa seolah murah sekali bahkan lebih murah dari harga cabai, bahan bakar serta ongkos naik ojeg. Apapun motifnya menghabisi nyawa seseorang adalah perbuatan terkutuk merupakan tindakan kejahatan melebihi sifat kebinatangan manusia, katanya makhluk paling bijaksana?

Potensi kejahatan di Indonesia tiap-tiap daerah grafiknya kian menanjak saja, seiring pergantian tahun 2016 ke tahun 2017, karena tidak adanya monitoring yang baik dari pihak pemerintah daerah. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya angka kriminalitas dari orang-orang terdekat yang mengenal betul tabi’at incarannya, sehingga pelaku leluasa menjalankan aksinya tanpa dicurigai.

Kejadian ini diketahui setelah ada korban, selain itu pihak lemah selalu rentan akan marabahaya, rentetan kekejian ini membuat aparat sibuk menindak cepat pelaku lantaran proses penyidikan begitu runut mengumpulkan bukti menangkap pelaku. Berbagai modus pelaku mengelabui petugas berupaya menghilangkan jejak, toh ujung-ujungnya tertangkap juga.

Dari berita pembunuhan diatas pelaku ini berperangai kasar dalam bertindak, ringan tangan atau khilaf kemungkinan bisa terjadi, asalkan tidak berulang kali, yang dilakukan pelaku adalah JAHAT!.

Suburnya angka pengangguran di indonesia menjadikan orang baik-baik nekat melakukan perbuatan di luar akal sehat. Diakui atau tidak kenyataannya hanya dengan cara demikianlah segala kebutuhan hidup akan terpenuhi walau harus “membunuh” sekalipun.

Makassar, 18 Januari 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun