Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kepala Menyebalkan, Kelapa Menyegarkan

13 Februari 2016   18:21 Diperbarui: 13 Februari 2016   18:41 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gambar

Buah satu ini tidak pernah mengeluh bahkan sangat menyegarkan tidak butuh pengakuan bahwa telah mendapat pelecehan dari manusia. Sebaliknya buah ini justru banyak memberi manfaat positif bagi konsumen, sekaligus pelepas rasa dahaga.

Dibalik buruk rupanya justru menyimpan berbagai kebaikan dari pada kebusukkannya. Saya sangat kagum akan ciptaan Tuhan atas makhluk hidup akan buah yang satu ini. Tanpa banyak bacot atau menuntut balik atas kriminalitas manusia tapi membalasnya dengan segudang kebaikan.

Andai buah ini bisa bicara pasti kata pertama yang terucap "sudah dikasih hati malah minta rempela" itulah relatifitas akhlak manusia selalu merasa kurang atas apa yang telah didapatkannya.

Tidak bisa dibayangkan kengeriannya ketika suatu saat buah ini menuntut balas atau berorasi atas "kekejian" manusia. Pasti kalian penasaran, dengan artikel satu ini, apa sih yang dibahas sedari tadi, muter-muter terus nggak jelas blas!!! mengenai buah buruk rupa ini, baiklah akan saya bocorkan saja nama buah yang dimaksud, sekiranya pembaca setuju saya menyebut buah serbaguna kaya manfaat bernama KELAPA.

Setelah saya bocorkan akan KELAPA pasti tidak asing akan kegunaannya, kaya guna, kaya rasa dengan segala manfaatnya bagi manusia. Mari kita mulai dari pucuk pohon kelapa. Daunnya sangat bermanfaat sebagai pembungkus berupa ketupat, daun muda/janur sering dibuat hiasan atau dekorasi acara pengantin, sedangkan bunga/manggar pada suatu daerah indonesia mengkonsumsinya diolah sebagai sayur, blarak/daun pohon yang tua dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti kayu bakar, hingga lidinya berguna menjadi sapu lidi. Dari atas sampai bawah semuannya bermanfaat, pohon kelapa bagian dalam juga bisa langsung dikonsumsi sebagai kudapan bahkan, aman kok tidak beracun.

Selain yang diuraikan diatas sudah barang tentu paling banyak diburu adalah buahnya, sebagai bahan serbaguna bagi manusia.
Dari atas pohon ditebas hingga nyungsep ke tanah kemudian disayat-sayat kulitnya, sebelum dikupas isinya. Daging kelapa biasa manusia jadikan es kelapa muda, bagi daging yang bongkotan alias tua diserut secara kasar menggunakan parut tradional maupun listrik/moderen. Setelah manusia puas memperkosa buah kelapa, lagi-lagi siksaan itu belum usai, perlakuan kasar pun diterima kelapa dengan diparut dagingnya, hasil parutan langsung digoreng dan diramu berbagai rempah-rempah sehingga menghasilkan serondeng, selain diremas/diperas diambil santannya sebagai bahan masakan ataupun lainnya, dagingnya dibuat coconut bernilai ekonomis cukup menggiurkan.

Pohon tua, hingga tempurungnya dijadikan sarana pembakaran sama perlakuannya terhadap serabut kelapa serta blarak. Bagi mereka yang berjiwa seni tinggi tempurung dan sabut atau serabut sanggup disulap menjadi keset, mengolah limbahnya menjadi barang antik bernilai seni tinggi. Intinya tidak satupun tersisa dari buah kelapa.

Nah...andai bertukar nasib manusia menjadi kelapa, kira-kira sampai dimana mampu menahan KESABARAN dilecehkan, diperlakukan tak senonoh oleh makhluk hidup lainnya seperti MANUSIA.

Kelapa alangkah sabarnya engkau, ditebas hingga tersungkur ke bumi, disayat-sayat, dicabik-cabik tidak pernah membalas atau balik menyerang secara beringas, tidak mendendam, justru ikhlas memberi balas dengan penuh cinta kasih sayang. Tuhan ciptaan-MU sangat agung sekali, siapa gerangan. Yang jelas Kelapa ya kelapa. Kepala ya kepala, tidak perlu kita korelasikan keduanya. Meski sama-sama makhluk-NYA kelapa jauh berbeda dengan kepala. Dan kepala bukan kelapa, boleh jadi tidak ada hubungannya sama sekali. Sikap kepala relatif bangor, bebal bahkan menyebalkan. Berbanding terbalik dengan buah kelapa yang menyegarkan rela hancur dengan sikap menyenangkan buat manusia, kelapa oh kelapa ciptaan TUHAN.

Makassar, 13 Februari 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun