Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kemeja Butut yang Tidak Banyak Menuntut

30 Juli 2016   11:43 Diperbarui: 30 Juli 2016   12:39 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diantara semua baju-bajuku tertata acak di dalam lemari salah satunya bernilai sejarah. Dikatakan demikian diperkirakan sejak tahun 1990-an model kemeja seperti ini begitu populer, sebelum aku merantau ke kota Daeng tahun 1996, baju tersebut sudah menemaniku baik duka maupun suka. Pembelian bajunya pun menyimpan berbagai misteri, entah dari mana asal muasalnya, saking lamanya aku sendiri sudah lupa.

(dokpri/pipot)
(dokpri/pipot)
Coba ku ingat-ingat asal usul baju lengan panjang motif kotak warna-warni arsiran horisontal dan vertikal, sudah lusuh ini kalau tidak salah...ya ...bener dibeli oleh ibu untuk dikenakan adik saya atau adik saya yang membelinya untuk dirinya sendiri. Belakangan baju/kemeja lengan panjang tersebut lebih sering saya yang memakainya, bukan karena tidak ada yang lain, baju ini ibarat sahabat senasib sepenanggungan tidak minta macam-macam malah sering melindungi. Boleh percaya boleh tidak terbilang tua usia baju (26), eksistensinya tidak perlu di ragukan lagi, masih menjadi andalan buat bersaing dengan mode-mode saat ini.

Ketika musim penghujan saya lebih senang mengenakan baju terebut, selain simpel dan cocok dipakai pada musim penghujan, kehangatannya begitu meresap ke badan. Untuk menikmat suhu AC baju butut ini biasa saya pakai ke kantor setelah sukses seperti sekarang ini, sekaligus menjadi pelindung dingin yang tepat bagi saya yang tidak tahan dengan suhu AC, ndeso!!!.

Zaman sekarang sangat langka mencari baju merek yang saya punya. Entah karena bangkrut sehingga perusahaan pakaian tersebut tidaak mampu memproduksi pakaian sejenis atau mengikuti perkembangan dunia mode menyebabkan gulung tikar. Sementara di Mall atau distro saya dapati motif kotak begitu memonopoli, akan tetapi kwalitasnya sangat jauh berbeda. Produksi Memory Group memberi merek dagangnya atau label mirip dengan salah satu club kaya raya eropa asal Spanyol ‘Barcelona’ mungkin maksud dan tujuannya agar populer seperti Barcelona. Sangat asing di pasaran, sialnya setelah dua puluh enam tahun memiliki baju belakangan baru menyadari merek tersebut. Belum banyak mengenal merek dagang baju satu ini, andaipun ada tentu sangat jarang sekali ditemui dalam kehidupan sehari hari.

(dokpri/pipot)
(dokpri/pipot)
Jenis kainnya dingin akan tetapi saya sendiri tidak paham mode, yang jelasnya kainnya meresap panas, awet hingga puluhan tahun, kecuali kancingnya sering copot akibat kurang kencang jahitannya pada kancingnya, guna menyiasatinya saya sering menjahit kancing tersebut secara manual. Baju sekarang lebih menonjolkan motif karena “ikut-ikutan” pasaran dunia mode lantas menomor duakan kualitas kain, akibatnya baru beberapa bulan dipakai mudah sobek, tidak tahan akan perubahan cuaca, terkecuali baju berbanderol selangit alias barang import, kalangan marjinal cukup hanya dengan membeli pakaian obral/discount Mall karena lebaran, natal dan tahun baru bahkan cuci gudang, atau pasar pakaian bekas, di Makassar populer dengan pasar cakar. Motif-moti tertentu dikenal luas ketika para tokoh animasi, atau musim pemilihan publik figur tersemat pada pakaian tadi. Dan semakin terkenal ketika arti/selebritis yang memakaianya.

Model depan baju berkantong dua, warnanya antara merah marun dan ungu tua nano-nano gitu dech, tidak terlalu ketat dan juga tidak terlalu longgar, ibaratnya kemeja tersebut mengikuti ukuran badanku, pas banget dipakainya.

Masyarakat perkotaan kali ini terlalu mudah mengikuti mode alias korban mode dalam berbusana, padahal desain baju tersebut belum tentu pantas dengan lekuk tubuh pemakainya. Bentuk desain baju sekarang beragam, ada kemeja berkerah, kemeja yang kemudian bermetamorfosis tanpa kerah merajai pasar mode. Selain lengan pendek ada pula kemeja lengan panjang, ketebalan kemeja juga beragam ada yang tipis, sedang dan tebal.

Sampai disini dulu, sekelumit testimoni kemeja butut, bermotif kotak tidak beraturan, lusuh, sedikit dekil sehingga terkesan murahan bagi yang memandandangnya, akan tetapi untuk urusan kualitas terjamin jaminan mutu seperti club Barcelona sedangkan saya sendiri menjagokan Real Madrid tentu kontradiksi, intinya apalah arti sebuh label,asal hasilnya bener nyaman dikenakan, berapa pun harganya baju....ya....tetap baju, dari pada telanjang pilih mana?.

Salam Eksis...

Makassar, 30 Juli 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun