Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biadab!, Lepas Buka Puasa Pemuda Tega Pekosa Gadis Remaja

14 Juni 2017   13:57 Diperbarui: 15 Juni 2017   15:38 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (sumber gambar: kalyanamitra.or.id)

Secara analogi nama-nama binatang jika dikaitkan dengan karakter manusia berarti manusia yang tidak memiliki karakter islami. Allah SWT secara tegas dalam sebuah surah mampu merubah wujud dari pada bangsa Yahudi menjadi bentuk kera dan babi, ini adalah sindiran bagi kita bahwa ketika manusia semakin menjauhkan diri dari Allah SWT, digaskan lebih rendah dari sifat binatang.

Sekali lagi pentingnya peranan orang tua untuk membentuk masyarakat kecil yang berkarakter islami yang tentu saja dimulai dari rumahtangga atau keluarga. Realita yang terjadi bahwa anak kita terlahir di dalam era Hi-teknologi, yang sudah barang tentu saja memilki beban sangat luar biasa sebagai orang tuanya memang dulu dilahirkan dalam dunia belum ada teknologi. Sekarang begitu mudahnya kita mendapatkan kitab-kitab yang dulu sulit didapatkan, tinggal mengklik sebuah website maka muncullah situs-situs kitab. Disitulah kita begitu gampang untuk belajar tentang agama, tetapi sayang sekali Rasulollah SAW telah mengisyaratkan jauh-jauh hari bahwa kelak diakhir jaman orang islam begitu banyak namun seperti buih di lautan tetapi kering dengan makna atau aklaq islami   

Apa yang diisyaratkan Rasululloh SAW, tanpa memandang bulan suci Ramadhan menjadi kenyataan. Bukankah seharusnya bulan suci ramadhan digunakan untuk memperbanyak perbuatan baik demi ampunan pintu rahmat dari Allah SWT. Malaikat sebagai utusan Allah pun tidak mampu menghitung rahmat-Nya, terlebih datangnya bulan suci ramadan merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu umat Islam seantero jagad. Seperti dijanjikan Allah SWT bulan ramadan para syetan dibelenggu hingga meninggalkan kita. Dasar KTPnya Islam salah seorang pemuda di Palembang tidak memperdulikan janji tersebut bahkan berprilaku tidak waras demi nafsu birahi.

Pemuda berinisial YU (21) tega memperkosa masa depan seorang remaja putri berinisial C (15) yang baru dikenalnya. Modusnya YU membujuk C agar bersedia diajak acara berbuka puasa di rumah teman yang beralamat di Jalan Jendral Mahameru 16 Ulu Palembang Sumatera Selatan pada Selasa 6 Juni 2017. Tanpa rasa curiga niat baik YU diterima korban tanpa menaruh rasa curiga akal bulus pelaku. Niat baik C (15) dibalas dengan perlakuan tidak senonoh, ibarat susu dibalas air tuba. Setelah menahan lapar dan dahaga, segala hafa nafsu birahi selama empat belas jam lamanya, layaknya pasangan suami istri kebiadaban terjadi ketika lepas berbuka puasa. Rupanya waktu berbuka yang dihalalkan inilah menjadi motivasi YU melampiaskan hawa nafsu birahinya terhadap remaja puteri/korban yang belum menjadi pasangan syah .  

Korban sempat melakukan perlawanan akan tetapi sia-sia saja lantaran kalah tenaga. Dibawah ancaman yang menakutkan secara paksa korban pasrah disetubuhi oleh pemuda srigala berbulu domba ini. Tanpa rasa berdosa pelaku pun mengantar pulang korban ke rumah. Na'as, sepandai-pandainya  menyimpan bangkai akhirnya tercium juga, ini lantaran orang tua korban curiga adanya gambar merah dileher puterinya. Berbekal tanda tersebut MA (53) orang tua korban mendapat pengakuan dari korban, bahwa telah diperkosa oleh teman laki-laki yang baru dikenal anaknya tersebut sekaligus melaporkan pelaku kepada pihak kepolisian.

Atas laporan orang tua korban, pelaku diperiksa pihak Reskrim Polresta Palembang pada Jum’at 9 Juni 2017. Dari pengakuan pelaku dihadapan pihak Polisi nekat memperkosa lantaran tergiur kemolekan tubuh korban seperti diberitakan sindonews.com.

Makassar, 14 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun