Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kegelisahan Habitat Laut di Tengah Kepungan Sampah Plastik

20 September 2018   19:03 Diperbarui: 22 September 2018   09:05 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kegelisahan Habitat Laut Ditengah Kepungan Sampah Plastik

Entah sudah berapa puluh tahun sampah-sampah non organik seperti plastik bersemayam didalaam laut.  Bahkan menurut para ilmuwan menyadari  bahwa binatang laut mulai dari plankton hingga paus sering tak sengaja mengonsumsi plastik.

Sebuah bentuk kegelisahan penghuni laut, ditengah kepungan sampah plastik yang selama ini tak pernah dirasa manusia, secara kejam manusia sengaja membuang sampahnya sembrono, tanpa mengindahkan dampak negatifnya. 

Emangnya laut Ini punya nenek moyangmu, membuang sisa makanan/minum seenak udelnya membuang sampah.  

Diperkirakan keberadaan sampah plastik mendekam dilaut, ada sekitar 10 juta ton setiap tahunnya. Tidak hanya ikan dan plankton, keberadaan reptil penyu pun terancam punah.

Kepunahan ini akibat polusi plastik, selama puluhan  tahun sebanyak 23% penyu berusia remaja saja yang bebas sampah plastik, selebihny 54% bayi penyu yang baru menetas dari telur telah tercemar sampah plastik.

Sementara ini penyu dewasa hanya terdapat sekitar 15% saja bebas dari sampah plastik saja. Anak-anak penyu selain mengonsumsi sampah plastik, penyu-penyu ini mengalami kecelakaan hingga kematian akibat tersangkut jaring ikan dan perusakan tempat mereka menetaskan telur. Aneka rupa sampah plastik ini terindikasi penyebab matinya habitat-habitat di laut.

Mencegah kerusakan yang lebih luas perlu dilakukan program konservasi laut untuk mengedukasi sebanyak mungkin penduduk lokal untuk menghentikan perburuan penyu dan mengurangi sampah plastik dengan habitat penyu, kegiatan lain yang dilakukan adalah bersih-bersih sampah di laut dan melepaskan bayi penyu ke tengah laut sekaligus ikut merehabilitasi penyu sebelum dilepas ke laut diberikan kompensasi. Setidaknya adanya aksi world cleanup day saat ini turut mengedukasi masyarakat membersihkan tumpukan sampag di laut. Bukankah, melimpahnya sampah menyusutkan hasil laut.

Seluruh penjuru dunia melakukan aksi membersihkan sampah, terutama sampah plastik dalam memeringati World cleanup day.  Berdasarkan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia dan Badan Pusat Statistik jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun, di antaranya merupakan sampah plastik di laut pada tanggal 15 September 2018 seluruh relawan yang terbagi dibeberapa titik lokasi di Indonesia melakukan aksi bersih sampah di pinggir laut untuk menyadarkan industri dan rumah tangga bahwa sampah plastik merusak lingkungan dan sulit terurai.

Diungkapkan beberapa sumber terpercaya di Indonesia hanya 9% sampah yang didaur ulang 12 % yang dibakar dan 79% berakhir begitu saja di lingkungan sekitar dan berlabuh di laut, gerakan ini tidak hanya ada di Indonesia tapi tingatkan Asia dan seluruh dunia.

Dibeberapa wilayah pesisir dan sungai menggelar kegiatan yang diselenggarakan berada di Makassar, di Tangerang, kegiatan serupa juga digelar di Jogja dan Bali dan kota-kota lain di Indonesia..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun