Mohon tunggu...
Fathan Winarto
Fathan Winarto Mohon Tunggu... Penulis - History and Theology Story-Teller

Hobi Baca Sejarah, Terbuka Untuk Diskusi Masalah Agama, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Cairo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Mataram Islam Kok Gitu Sih?" #1

23 November 2019   07:01 Diperbarui: 26 November 2019   11:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udah pada nonton pilem Sultan Agung yang rilis Agustus 2018 kemaren? Pecinta sejarah pasti udah nonton pilem ini nih.

Disini saya mau review dikit tentang film ini, walaupun ga komplit sih. Ya saya ga ngomen dari sisi sinematografi nya gitu, tapi dari sisi sejarahnya lah pastinya.

Pertama saya nonton film ini, emang kerasa sih keren ni film. Dia bisa menghadirkan film sejarah klasik dengan kemasan yang ga ngebosenin. Alur ceritanya juga mayan dari alur histori sama tambahannya.

Aura epik yang di eksploitasi dari cerita sejarah nya pun berhasil membekas di hati saya. Yang bikin film ini lebih keren lagi, dia bisa ngubah pil pahit kekalahan 2 ekspedisi Mataram ke Batavia menjadi sebuah batu pondasi perjuangan masyarakat.

Kekalahan Mataram dalam ekspedisi Sunda Kelapa tuh sebuah tragedi, tapi film ini bisa membuat kesan seakan akan ekspedisi itu ga sia sia samasekali. Film itu merekam invasi Mataram tersebut sebagai sebuah sikap pertahanan diri yang keluar dari prinsip jiwa mayarakat Jawa. 

"Serangan itu sudah cukup membuktikan bahwa bangsa kita bisa melawan, dan bahwa bangsa kita bukan bangsa pengecut yang mau tunduk pada kekejaman penjajah asing!"

Ini kutipan dari film Sultan Agung yang paling saya suka. 

Oke, udahan nih review pilem nya, sekarang saya coba tinjau pelan pelan pilem itu dari sisi sejarah.

Kaya yang udah kita tau, jadi Kesultanan Mataram tuh kelanjutan dari Kerajaan Pajang bikinan Sultan Hadiwijaya. Nah, dalam pilem itu, sempat disebut yang namanya "Wahyu Keprabon". Wahyu Keprabon ini tuh semacem suatu tanda, bahwa orang yang mendapatkannya akan jadi raja di Tanah Jawa.

Nah, di Babad Tanah Jawi (Yang agaknya menjadi referensi dari penulisan naskah film) emang awalnya Wahyu Keprabon jatoh ke Jaka Tingkir, makanya dia bisa bikin kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijaya. 

Tapi, setelah itu Wahyu Keprabon ga turun ke keturunan Sultan Hadiwijaya, melainkan ke anaknya Pamanahan. Pamanahan ini sahabat dekatknya Sultan Hadiwijaya  yang dihadiahkan tanah Mataram. Kenapa jatoh ke anaknya Pamanahan? Karena suatu hari, di awal awal Pamanahan dapet tanah Mataram dari Sultan Hadiwijaya, dia berkunjung ke rumah sahabat karibnya di Gunung Kidul namanya Ki Ageng Giring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun