Prabowo 'menelanjangi' dirinya pada acara Reuni 212 beberapa waktu lalu, setidaknya begitu menurut serangan dari kubu petahana. Kalian tentu tahu berita yang ramai sana-sini soal Prabowo yang salah mengucapkan shalawat pada saat memberikan sambutan, yang seharusnya "shallallahu alaihi wa sallam", namun diucapkan "sallalla hulaihi wa sallam". Kepeleset lidah kali ya seperti "Al-Fatekah", eh...
Dari kubu Prabowo sendiri membantah bahwa Prabowo telah salah ucap karena grogi melihat para hadirin yang begitu banyaknya hadir di pusat ibukota. Oh iya, ngomong-ngomong hadirin yang hadir di Reuni 212 berapa sih totalnya?
Menurut politisi Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengatakan, peristiwa tersebut adalah pemaksaan citra Islam Prabowo. Apakah ini merupakan kepentingan bagi Prabowo dalam panggung politiknya demi merebut suara dan menghadapi lawannya?
Mungkin, Prabowo terjebak yang mengharuskan dirinya 'terpaksa islami'? Jika ditelusuri background Prabowo bukanlah dari keluarga yang Islami. Di titik itu, keislaman mungkinkah Prabowo dapat diukur?
Lalu mengapa Prabowo dikelilingi oleh kelompok-kelompok garis keras?
Hashim (adik Prabowo) mengatakan bahwasanya Prabowo dekat dengan para kelompok garis keras karena Prabowo tidak tertutup alias terbuka pada siapapun yang ingin mendukung pencalonannya.
Namun, mengapa Prabowo dipandang sebagai pemimpin yang cocok untuk memimpin umat muslim jika latar belakang beliau tidak begitu islami? Betulkah identitas islami Prabowo merupakan hasil kontruksi yang memang sengaja untuk meraih dukungan politik?
Selengkapnya dalam artikel indepth berjudul "Benarkah Prabowo Terpaksa Islami?" di Pinterpolitik.com