Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Kurang 3M?

29 Oktober 2018   17:11 Diperbarui: 29 Oktober 2018   17:31 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam tarung Pilpres 2019 mendatang, sang petahana Joko Widodo dianggap lebih unggul dari penantangnya yakni Prabowo Subianto. Sebagai petahana tentu Jokowi memiliki kekuatan dan nilai plus tersendiri yang tidak dimiliki oleh lawannya. Kondisi ini dianggap tidak menguntungkan Prabowo. Benarkah begitu?

Jokowi seakan sudah mengantongi banyak sumber daya termasuk juga sumber daya negara yang bisa ia gunakan untuk kepentingan politiknya. Prabowo? Tentu ia tidak memiliki sumber daya yang penting agar bisa memenangkan Pilpres nanti.

Denny JA menyebutkan Prabowo bisa mengejar poin 3M untuk menjadi modalnya untuk mengejar ketertinggalan Jokowi. 3M sendiri mewakili money, media, dan momentum.

Ketiga poin tersebut sangat penting untuk menentukan hasil akhir kontestasi politik sekelas Pilpres. Apalagi posisi Prabowo yang kini menurut Denny JA ketinggalan dari Jokowi dalam 3 poin tersebut. Meski demikian Gerindra membantahnya. Waketum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut kondisi ini justru menguntungkan Prabowo berkaca pada berbagai kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.

Momentum politik telah Prabowo miliki, hal yang sama juga disampaikan oleh aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi Zeng Wei Jian yang menyebutkan bahwa dalam konsep 3M ala Denny JA tidak melulu Jokowi yang unggul dari Prabowo. Pasalnya, dalam beberapa kasus kontestasi politik elektoral, tidak ada jaminan 3M itu mampu menghadirkan kemenangan mutlak bagi calon yang unggul.

Berkaca pada Pilpres Amerika Serikat 2016 lalu, Hillary Clinton yang dianggap lebih unggul secara money dan media, namun hasil akhirnya justru memenangkan Donald Trump.

Prinsip ketidakpastian Heisenberg berharap pada M yang ke-4, apakah hal tersebut yang akan menjadi penentu hasil akhir? Apakah Prabowo ataupun Jokowi sudah mengantongi M ke-4 itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun