Belakangan nilai tukar rupiah terus melemah kini hampir menyentuh angka Rp 15.000. Karena poin ini pula Jokowi banyak dikiritik sebagai kegagalannya dalam ekonomi. Bahkan salah satu mantan Menteri Koordinator Kemaritan (Menko Maritim) Rizal Ramli turut mengomentari hal ini.
Ia mengatakan lewat jejaring sosial milik pribadinya bahwa salah satu penyebab rupiah terus anjlok aadalah dengan nilai impor yang tinggi. Jokowi dinilai tidak berani untuk mencegah kepentingan dalam kabinet seperti membatasi kuota impor dari Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita hingga menekan ekspor dari Menteri BUMN Rini Soemarno.
Lanjutnya, dalam acara Indonesia Business Forum di TV One bahwa Mendag Enggartiasto adalah "biang kerok". Enggar dianggaap melebihkan impor garam 1,5 juta ton, impor gula ditambahkan 2 juta ton, hingga impor beras ditambah 1 juta ton. Hal itu membuat petani dalam negeri menjerit, sekaligus membuat elektabilitas Jokowi jadi merosot.
Dikatakannya Jokowi tidak berani menegur Enggar lantaran takut dengan Surya Paloh, Enggar sendiri merupakan politisi Nasdem yang kini masuk ke dalam salah satu kabinet Jokowi.
Rizal mengatakan kebijaakan beberapa menteri pun seakan menggerus elektabilitas Jokowi sebaga calon petahana. Jika begitu, mengapa Jokowi masih mempertahankan dalam kabinetnya? Dan betulkah Jokowi takut dengan Surya Paloh?
Sumber: Pinterpolitik.com